Selasa, 22 Desember 2015

The Suffering ~

WARNING!!
Bahasan berikut ini mungkin mengandung SPOILER dari buku The Girl From The Well karya Rin Chupeco. Silakan lanjutkan membaca, tapi risiko tanggung sendiri ya...

Ulasan saya tentang The Girl From The Well ada di sini.
Sekarang, saya akan mengulas sekuelnya, yang berjudul The Suffering.


Dalam The Suffering, kita akan berjumpa kembali dengan duo Tark dan Okiku.
Tark, pemuda yang nyaris seumur hidupnya diganggu oleh roh jahat yang terperangkap dalam tubuhnya, dan Okiku, arwah wanita muda yang telah ratusan tahun berkelana dan memburu para pembunuh, kini hidup berdampingan.
Why?
Yah, berhubung Tark sudah bertahun-tahun menjadi "penjara" bagi roh yang sangat jahat, walaupun roh itu telah berhasil dienyahkan, masih ada residu energi yang membuat Tark terlihat menarik di mata para makhluk halus. Mereka berebut ingin merasuki Tark. Kalau Okiku tidak menjaganya, pasti Tark sudah terus-menerus diganggu mereka. Untunglah Okiku termasuk roh yang cukup kuat.

Di bagian awal The Suffering, dikisahkan Tark sudah berlatih untuk menjadi seorang pengusir hantu. Dia juga selalu menemani Okiku dalam memburu para pembunuh.

Setiap tahun, Tark dan sepupunya Callie mengunjungi sahabat-sahabat mereka di Jepang, terutama Kagura, yang sudah banyak berjasa dalam mengusir roh jahat di dalam tubuh Tark.
Tahun ini, sebelum keduanya pergi ke Jepang, Kagura mengabari bahwa dia akan menjadi tour guide bagi sekelompok kru acara pemburu hantu (lupa nama acaranya apa). Katanya mereka hendak pergi ke Hutan Aokigahara untuk mencari sebuah desa yang hilang, Desa Aitou.

Sumber: aokigaharaforest.com

Sejak awal Tark sudah merasakan firasat buruk... apalagi Aokigahara itu terkenal sebagai hutan tempat bunuh diri. Sudah tak terhitung banyaknya orang yang tewas atau hilang di sana. Dan benar saja... beberapa hari kemudian, muncul kabar menghilangnya Kagura dan para pemburu hantu itu. Tark dan Callie pun segera bertolak ke Jepang untuk bergabung dengan tim SAR di sana.

Sebelum masuk ke Aokigahara, mereka melakukan riset terlebih dahulu, terutama terhadap Desa Aitou. Mereka menemukan keping-keping fakta yang awalnya nampak tidak relevan, tapi nantinya akan masuk di akal. Yang utama, mereka menemukan bahwa konon di Desa Aitou berlangsung sebuah ritual persembahan setiap tujuh tahun sekali (kalau tidak salah), yang dilakukan untuk mencegah terbukanya Gerbang Neraka (tiba-tiba saya terkenang game Fatal Frame II: Crimson Butterfly).

Bagaimana cerita selanjutnya? Kengerian seperti apa yang menunggu Tark di Aokigahara?
Sebaiknya baca sendiri bukunya agar lebih seru :D

Mengenal Tark lebih dekat

Di dalam The Girl From The Well, kita disuguhi cerita dari sudut pandang Okiku, sedangkan dalam The Suffering, kita disuguhi cerita dari sudut pandang Tark. Ini membuat saya ragu pada awalnya, karena saya kurang suka dengan tokoh Tark yang menurut saya terlalu menye-menye. Tapi ternyata dia tidak terlalu buruk juga. Mungkin ini yang namanya proses pendewasaan. Walaupun tetap ada sisi sensitif Tark yang saya tidak suka, di buku ini dia lumayan keren.

Aku bukan pahlawan.
-Tarquin Halloway 

Apa yang keren dari Tark?
Pertama, dia jadi pemburu/pengusir hantu dengan teknik memerangkap dalam boneka. Walaupun tindakannya masih serampangan, keberaniannya tetap patut diacungi jempol.
Kedua, dia tidak ragu mengakui bahwa dia mencintai Okiku, bahwa Okiku adalah bagian teramat penting dalam hidupnya.

Hitori Kakurenbo

Sering disebut juga dengan istilah hide-and-seek alone atau petak-umpet sendirian. Ini semacam permainan mengundang arwah untuk memasuki boneka yang sudah kita siapkan, lalu kita bermain petak-umpet dengannya. Ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam permainan ini, antara lain batas waktu dan wilayah permainan, gunakan potongan kuku alih-alih tetesan darah untuk mengikat arwah yang dipanggil, dan jangan berikan benda tajam kepada boneka yang dirasuki, karena itu akan digunakan untuk melawan kita. Walaupun sudah mengikuti aturan-aturannya, tetap saja permainan ini berbahaya, karena kita tidak pernah tahu arwah macam apa yang akan merasuki boneka. Kita harus selalu berasumsi bahwa arwah itu jahat dan hendak mencelakakan kita.

Sumber: tokyobling.wordpress.com

Permainan hitori kakurenbo ini menjadi pembuka cerita The Suffering, di mana Tark dimintai tolong oleh dua kawan sekolahnya untuk menyelesaikan permainan ini, setelah mereka ketakutan sendiri melihat boneka yang benar-benar bisa bergerak.

Di pertengahan cerita, Tark kembali harus bermain hitori kakurenbo melawan roh-roh jahat di Desa Aitou. Salah satu bagian yang bikin saya tertawa miris adalah ketika Tark menyadari dirinya harus enam kali bermain hitori kakurenbo, padahal bermain satu kali saja sudah membuatnya nyaris kehilangan nyawa.

Desa Aitou dan Ritual Pernikahan

Konon, di Desa Aitou diadakan sebuah ritual setiap tujuh tahun sekali. Ritual ini dipercaya dapat membuat tanah tetap subur dan hasil panen melimpah. Sedikit orang yang tahu bahwa ritual ini juga dilakukan agar Gerbang Neraka tidak terbuka dan melepaskan kuasa gelap yang dapat menghancurkan desa tersebut.

Sekilas, tidak ada yang menyeramkan ya dari istilah Ritual Pernikahan. Tidak ada yang tahu bahwa pernikahan di sini cuma kedok untuk membuat para gadis yang akan menjadi persembahan, rela dibunuh, Yang lebih parah lagi, sebelum mereka dibunuh, mereka harus menyaksikan pasangan mereka tewas. Katanya, semakin menderita orang yang akan dipersembahkan, semakin besar kemungkinan suksesnya ritual itu. Mengerikan sekali :(


Elemen dan konsekuensinya

Salah satu hal yang saya suka dari cerita ini adalah adanya konsep elemen yang menjadi ciri khas para arwah. Okiku, yang tewas di dalam sumur, memiliki elemen air. Dalam The Girl From The Well, dikisahkan bahwa arwah yang merasuki Tark memiliki elemen api. Karena api akan kalah melawan air, walaupun si arwah jahat (duh, saya lupa siapa namanya) sangat kuat, Okiku dapat melawannya dengan cukup seimbang. Dalam The Suffering, Okiku sangat kesulitan saat berada di Desa Aitou karena arwah-arwah di sini memiliki elemen tanah. Tanah menyerap air, jadi kekuatan Okiku cepat sekali berkurang di sini, dan dia harus memulihkan diri dengan bergelung di dalam raga Tark.

Empat Bintang 


Saya memberikan empat bintang untuk The Suffering karena ceritanya sangat seru, sarat adegan menegangkan dan mencekam. Padahal saya hanya memberikan tiga bintang untuk The Girl From The Well, yang hanya berkutat dengan perjuangan Tark dalam mengenyahkan roh jahat dalam dirinya.

Mungkin karena saya telah menonton gameplay FF Crimson Butterfly yang juga berlatar belakang di sebuah desa yang hilang, jadi bayangan dalam benak saya saat membaca The Suffering begitu nyata dan menambah kengerian. Sepertinya akan lebih seram lagi kalau membacanya sambil mendengar soundtrack Fatal Frame ini, dan tentu saja membacanya saat witching hour, yakni jam 2-3 pagi. Silakan dicoba :D

Minggu, 29 November 2015

Mewarnai Color of Art

Halo! Selamat Hari Senin :)

Sedikit saja, saya ingin kembali membahas tentang tren mewarnai.
Rupanya demam mewarnai ini belum mereda, terbukti dengan semakin mudahnya buku-buku mewarnai ditemui di toko buku, baik secara offline maupun online. Indonesia pun sudah terjangkit demam ini. Muncul beberapa buku mewarnai lokal. Bohong kalau saya bilang saya tidak penasaran. Akhirnya, belum lama ini saya mencoba membeli satu buku mewarnai terbitan Hutamedia, yang judulnya Color of Art, dan berikut ini ulasan saya tentang buku tersebut.


Di sampul depan tertulis nama Ranggi Ariliah, otomatis saya beranggapan bahwa dia adalah ilustrator dari gambar-gambar yang akan saya temukan di dalam buku ini. Ternyata begitu saya buka halaman copyright, baru terungkap bahwa Mbak Ranggi ini hanya penyusun, sedangkan gambar-gambar di dalam buku diambil dari situs Freepik dan Shutterstock.

Buku ini cukup tebal, 97 halaman, dan harganya cukup murah, Rp 45.000,- setelah diskon. Hmmm... saya sih curiga, buku tebal dengan harga murah, biasanya kualitasnya dipertanyakan. Dan benar saja, berhubung buku ini halaman-halamannya dijilid dengan cara dilem, bukan dijahit, begitu saya buka di bagian tengah, punggungnya langsung patah dan halamannya terancam lepas.



Yang menurut saya lucu, gambar-gambar di buku ini kan juga hasil karya orang lain ya, terus kenapa juga penerbit repot-repot membubuhkan logo judul buku di tiap halaman (di foto di atas, lihat bagian kanan bawah halaman)? Seolah-olah gambar-gambar tersebut memang hasil karya mereka sendiri. Dan jujur saja, logo tersebut mengganggu keasyikan mewarnai loh.

Untuk jenis kertas yang digunakan, saya kurang tahu namanya apa dan berapa gram, tapi yang jelas kertasnya tebal dan jika kita mewarnai menggunakan spidol, tintanya tidak akan tembus.

Saya perhatikan, gambar-gambar di dalam buku ini seolah tidak memiliki tema. Campur sari, segala macam ada. Dan satu hal yang saya sesalkan, saya menemukan gambar yang sebenarnya sudah berwarna (abu-abu), yang saya rasa tidak akan asyik untuk diwarnai.


Jika dibandingkan dengan buku mewarnai Secret Garden dan Lost Ocean karya Johanna Basford (terbitan luar negeri) yang sudah saya beli sebelum buku ini, tentu saja beda kualitasnya amat jauh. Memang untuk menghasilkan sebuah karya yang berkulitas tinggi, diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sudah sepatutnya kita menghargai kerja keras para ilustrator, dan salah satu bentuk penghargaan itu adalah kesediaan untuk membayar lebih mahal. Jika hanya ingin yang murah, jangan harap bisa mendapatkan kualitas yang baik. Yah, saya rasa konsumen bisa memilih sendiri :)

Jumat, 27 November 2015

VIXX dan Boneka Voodoo

Selamat Hari Jumat :)
Jumat terakhir di Bulan November 2015... Saya merasa sedikit bersalah karena sudah cukup lama tidak bertandang ke Blogspot -_-

Kembali saya ingin berbagi tentang salah satu grup K-POP favorit saya, VIXX. Sebelumnya saya sudah pernah membahas lagu mereka yang berjudul Eternity. Kali ini saya akan membahas Voodoo Doll. Ini lagu lama (lebih dari dua tahun lalu), tapi setiap kali mendengarnya, saya merinding.



Video Musik

Video yang saya tampilkan di sini ada versi yang "bersih." Ada versi lainnya yang agak berdarah-darah dan mengandung adegan-adegan yang mengganggu (salah satunya, ada lengan yang tertusuk pecahan-pecahan kaca). Tapi harus diakui, versi yang berdarah-darah itu yang lebih berkesan dan sesuai dengan lagunya. Di versi ini ada seorang wanita yang sangat bikin kesal karena dia membuat cowok-cowok VIXX kesakitan... dan dia melakukannya sambil tertawa senang! Dasar psikopat... Di video versi bersih, wanita menyebalkan ini tidak ada.


Ini versi yang berdarah-darah.

Lirik Lagu

Hmmm... saya tidak mengerti Ravi merapal mantra apa di awal lagu... hahaha
Yang pasti, lirik lagu ini "sakit"... sesakit visualisasinya. Lagu ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang sangat mencintai seorang perempuan, tapi perempuan itu menyukai orang lain. Meskipun begitu, cinta sang lelaki begitu dalam sehingga dia rela disakiti oleh sang perempuan. Pokoknya dia rela melakukan apa pun selama perempuan itu tidak meninggalkan dirinya... Dia rela diperalat, dimanfaatkan... tak ubahnya boneka voodoo. T___T


Koreografi

Ini salah satu koreografi VIXX yang paling saya suka, terutama karena mereka saling oper tongkat berkepala tengkorak itu... XD



Salah satu bagian yang saya suka adalah ketika Ken menusuk N dengan tongkat berujung tajam itu hingga "menembus" tubuhnya. Gerakan lainnya yang saya suka adalah ketika Ken dilempar ke depan o.O! Keren deh.


Sumber: kbeat.net
Kiri atas: N, kanan atas: Ken, tengah bawah: Leo, kanan bawah: Ravi
Dua lagi Hongbin dan Hyuk (masih tidak tahu mana yang mana)

Kamis, 29 Oktober 2015

Semalam di Rumah Kolektor Hantu

Hai kawan-kawan!
Ini #KamisHoror terakhir di Bulan Oktober, dan Halloween dua hari lagi. Tentu saja saya masih akan berbagi ulasan yang menyeramkan... ufufufu...

Kali ini, saya akan mengulas tentang film horor yang dirilis bertahun-tahun lalu... tepatnya tahun 2001. Pertama kali menontonnya, saya langsung suka dengan konsep-konsep yang disajikan. Sebuah rumah unik terbuat dari kaca, dan hantu-hantu mengerikan yang disekap di bawah tanah. Kalian bisa tebak film apa itu?

Ya, Thir13en Ghosts.
Sumber: Wikipedia

Film yang diproduksi oleh Dark Castle ini sebenarnya adalah remake dari film tahun 1960 berjudul 13 Ghosts--yang belum pernah saya tonton. Menurut Wikipedia, ada beberapa elemen yang sama, dan ada pula yang berbeda. Yang pasti, jenis-jenis hantu di kedua film itu berbeda.

Nah, mari kita langsung masuk ke jalan cerita Thir13en Ghosts.

Bagai mendapat durian jatuh?

Mungkin itu yang awalnya dirasakan oleh Arthur dan kedua anaknya, Kathy dan Bobby.
Semenjak peristiwa kebakaran merenggut rumah dan istrinya, Arthur terjebak dalam kesulitan finansial, kemudian tiba-tiba saja ada kabar bahwa Cyrus, paman Arthur, mewariskan harta kekayaannya. Dengan senang hati, Arthur, anak-anaknya, beserta seorang pengasuh anak, malam itu segera berangkat ke mansion yang katanya juga akan diwariskan pada mereka.

Mansion itu indah dan unik, terbuat dari kaca tebal (bukan dinding dari batu bata). Begitu mereka masuk ke dalam mansion, semua pintu dan jendela terkunci secara otomatis. Mereka terjebak!
Hmmm... rasa senang mulai berubah menjadi rasa takut dan panik.

Mansion berdinding kaca
Sumber: Youtube

Jangan berkeliaran sendirian di tempat asing

Sementara para orang dewasa mencari jalan keluar, anak-anak asyik mengeksplorasi mansion. Kathy, sang kakak, masuk ke ruangan yang dengan segera dia klaim sebagai kamarnya. Sedangkan Bobby menjelajah hingga ke ruang bawah tanah.

Ruang bawah tanah biasa saja sudah bisa membuat orang merinding, tapi basemen di mansion Cyrus ini benar-benar menyeramkan! Karena di situlah tempat Cyrus mengurung berbagai hantu yang dia buru dan koleksi selama ini. Keadaan jadi makin runyam ketika satu persatu, kurungan hantu-hantu itu terbuka...

Mungkin, ini jenis koleksi yang paling berbahaya

Semua orang senang mengoleksi sesuatu--batu, perangko, buku, motor, bahkan rumah. Tapi, koleksi hantu?? *Apa-apaan!* Yah, itulah yang Cyrus lakukan di film ini. Dan bukan sembarang hantu yang dia koleksi. Hantu-hantu itu harus memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan Black Zodiac.
Lambang-lambang Black Zodiac
Sumber: Wikia

Black Zodiac ini konsep yang menurut saya sangat menarik. Sesuai judul film, Black Zodiac terdiri dari 13 hantu:

  1. The First Born Son. Sesosok bocah lelaki dengan sebatang anak panah mencuat dari kepalanya. Dia mengenakan baju koboi dan membawa kapak kecil. Pada dasarnya dia hanya ingin ditemani bermain. Anak ini tewas ketika bermain duel dengan tetangganya, yang ternyata memakai panah dan busur sungguhan.
  2. The Torso. Sesuai namanya, penampakan hantu yang satu ini hanya bagian tengah tubuh yang terbebat selotip... tanpa kepala dan kaki. Hmm... kepalanya ada deng, tergeletak di dekat tubuhnya, dengan mulut terbuka dan berteriak... Hantu ini sewaktu hidupnya adalah tukang judi yang kemudian tidak sanggup bayar utang kepada para mafia, sehingga dia dibunuh dan dimutilasi.
  3. The Bound Woman. Sesosok wanita bergaun indah, yang lehernya terikat dan tergantung di langit-langit... serta kedua tangan terikat di belakang tubuh. Semasa hidupnya, dia wanita yang sering mempermainkan lelaki, dan akhirnya dibunuh oleh salah satu kekasihnya yang merasa cemburu.
  4. The Withered Lover. Sesosok wanita mengenakan seragam pasien rumah sakit, membawa-bawa alat infus, dan memiliki luka bakar parah di tangan dan wajah.
  5. The Torn Prince. Pemuda dengan wajah dan tubuh tercabik-cabik karena terseret di bawah mobil. Dia membawa tongkat bisbol sebagai senjata.
  6. The Angry Princess. Tadinya dia gadis cantik yang tidak menyadari kecantikannya karena selalu dianiaya pacar. Dia mencoba melakukan operasi plastik pada dirinya sendiri dan (tentu saja) gagal. Akhirnya dia bunuh diri dengan menyayat-sayat tubuhnya dengan pisau sehingga dia tewas kehabisan darah. Hantunya (ehem) tidak mengenakan pakaian sama sekali.
  7. The Pilgrimess. Sebagai manusia, dia dituduh sebagai penyihir wanita dan dipasung, lalu dibiarkan tewas karena kelaparan.
  8. The Great Child. Sesosok pria obesitas yang mengenakan popok dan celemek. Kelakuannya seperti anak kecil karena selalu dimanja oleh ibunya. 
  9. The Dire Mother. Sesosok wanita cebol yang dulunya bergabung dengan karnival, diperkosa hingga hamil. Hantu nomer 8 dan 9 selalu muncul bersama-sama karena mereka ibu dan anak. 
  10. The Hammer. Semasa hidupnya, dia seorang pandai besi yang tewas karena dirantai ke pohon dan ditusuk-tusuk dengan paku. Lebih parah lagi, tangan kirinya diputus dan diganti dengan palu.
  11. The Jackal. Sesosok lelaki gila dengan baju pengekang dan kotak kecil yang mengurung bagian kepalanya. Dia satu-satunya pasien yang tewas ketika kebakaran melanda rumah sakit tempat dia dirawat.
  12. The Juggernaut. Sosoknya tinggi besar dan berpakaian compang camping. Walaupun penampakannya tidak terlalu mengerikan jika dibandingkan dengan hantu-hantu yang lain, dia adalah yang paling berbahaya. Semasa hidupnya, dia adalah seorang pembunuh berantai, dan tewas karena ditembaki oleh sejumlah polisi. Sebagai manusia, dia membunuh 9 orang, Sebagai hantu, dia membunuh 31 orang.
  13. The Broken Heart. Belum ada hantunya. Secara teori, hantunya harus merupakan orang yang mengorbankan nyawa demi orang-orang tercintanya

Semakin tinggi urutannya, semakin berbahaya atau agresif hantunya.

Hantu favorit saya adalah The Juggernaut, karena penampakannya sungguh menipu. Mendengar kata juggernaut, citra yang pertama kali muncul di benak adalah sosok raksasa berotot yang membawa senjata penghancur berukuran tak kalah besar dengan tubuhnya. Siapa sangka The Juggernaut dalam film ini hanya menggunakan tangan kosong untuk mencabik-cabik korbannya? *merinding*

The Juggernaut
Sumber: wallpaper222

Saya sengaja tidak menyertakan gambar-gambar hantu lainnya, karena sadis dan berdarah-darah... lumayan bisa membuat malas makan. Kalau kawan-kawan ada yang belum pernah menonton film ini dan penasaran, bisa cari gambar-gambar hantunya di internet. Ada banyak kok. Tapi saya sarankan sih tonton langsung filmnya.

Kamis, 08 Oktober 2015

The Girl From The Well ~

Halo~
Selamat hari #KamisHoror

Kalau ada yang bertanya pada saya, "Masih suka horor?" Pasti akan saya jawab "Tentu."
Walau terkadang saya sebal jika diajak mengobrol tentang hal-hal klenik oleh para dukun.

Terkait soal hobi saya membaca buku, belakangan ini saya semakin yakin bahwa membaca buku-buku dengan genre horor adalah yang paling membahagiakan bagi saya (dibandingkan genre-genre lainnya). Terlepas dari plot yang sederhana, penokohan yang kurang kuat, atau ketiadaan twist, saya biasanya senang-senang saja membaca cerita horor. Malah, seringkali saya justru senang cerita horor yang tidak terlalu menuntut saya untuk berpikir. Saya senang ditakut-takuti oleh penulis, dan akan mengacungkan jempol jika penulis tersebut sukses menakut-nakuti saya.


Nah, belum lama ini saya membaca sebuah novel horor yang cukup menghibur. Judulnya The Girl from The Well karya Rin Chupeco. Nama penulisnya unik dan terdengar asing ya? Dia orang Filipina, dan merupakan penulis debut, jadi mungkin banyak yang belum pernah dengar namanya.

Saya pertama kali tahu buku ini dari katalog buku luar negeri, dan langsung jatuh cinta sama desain sampulnya (sudah tidak aneh lagi). Bukan desain yang ada mbak-mbak berbaju putihnya seperti dalam foto di atas, tapi yang ada sekumpulan burung gagaknya. Sayangnya, desain sampul yang ini hanya muncul dalam versi hardcover, yang harganya di atas IDR 200k. Tentu saja dompet saya protes keras :)) Ya sudah lah, kan isinya sama saja.


Mungkin menurutmu aku pilih kasih, karena aku sendiri korban pembunuhan. Tapi kondisiku saat ini tak ada hubungannya dengan rasa penasaranku terhadap sesama jenis, kalau boleh disebut begitu. Kami tidak beristirahat dengan tenang, seperti yang disebutkan para pujangga, di alam baka.

The Girl from The Well

Rin Chupeco



Sesosok hantu perempuan berkeliaran.
Dia membantai para pembunuh. Para pembunuh anak-anak, serupa dengan pria yang melemparkan tubuh perempuan itu ke dalam sumur, tiga ratus tahun lalu.
Kemudian muncullah seorang pemuda bertato aneh, dan hantu perempuan itu tahu, ada sosok hantu lain yang mengikuti pemuda ini. Segera saja mereka berdua terlibat dalam ritual-ritual seram dan eksorsisme, dan harus melakukan perjalanan dari Amerika ke daerah terpencil di Aomori, Jepang.
Pemuda itu memiliki rahasia mengerikan... yang tak segan-segan membunuh untuk bisa terbebas.

[Sinopsis saya terjemahkan bebas dari yang tercantum di Goodreads.]

Hantu perempuan itu Okiku, dan pemuda bertato aneh itu Tark (alias Tarquin). Mereka berdua tokoh utama dalam The Girl from The Well. Kombinasi serupa (hantu perempuan & pemuda manusia) bisa ditemukan dalam kisah Anna Dressed in Blood.

Okiku

Dia gadis sederhana, seorang pelayan di sebuah kastel. Diam-diam dia mencintai majikannya, tapi pria itu malah membiarkan Okiku disiksa dan dibunuh oleh anak buahnya. Okiku yang penuh kebencian dan dendam, menjadi roh jahat yang sangat kuat. Begitu kuat sampai-sampai dia dapat membunuh manusia.

Sosok Okiku mengingatkanmu pada tokoh Sadako dalam film The Ring?
Ya, sebenarnya Okiku memang salah satu legenda terkenal di Jepang, dan tokoh Sadako berdasarkan legenda tersebut.

Okiku diceritakan sangat terobsesi pada angka. Dia menghitung apa pun, dan dia sangat benci pada angka 9. Pasalnya, dulu dia diberi tugas menjaga 10 piring antik, dan salah satunya pecah. Setiap kali melihat sesuatu yang berjumlah sembilan, Okiku teringat piring-piringnya dan menjadi murka.

Tidak dijelaskan alasan Okiku memburu para pembunuh anak-anak, mungkin dia hanya ingin membalas dendam, mungkin dia ingin merasakan sedikit kenyamanan ketika berhasil membebaskan arwah-arwah anak-anak dari belenggu sang pembunuh.

Tark

Setahu dia, sewaktu kecil sang ibu merajahkan tato aneh nyaris di seluruh lengan dan torsonya. Sejak itu Tark merasa ada sosok yang mengikutinya. Terkadang dia melihat sekilas bayangannya di cermin. Terkadang terjadi hal-hal yang tidak bisa dijelaskan di sekitar Tark. Insiden paling parah adalah ketika Tark diganggu oleh salah satu teman sekolahnya... dan anak jagoan itu entah bagaimana tewas tercabik-cabik (dengan kepala terlepas dari tubuhnya).

Bukan itu saja, ibu Tark pernah berusaha membunuh anaknya sendiri, sehingga dia pun dijebloskan ke rumah sakit jiwa.

Dengan keanehan yang menyelubungi dirinya itu, tidak heran bila Tark menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Tapi anehnya, sekalinya dia bicara, dia banyak omong dan kebanyakan omongannya itu sarkastis. Ini membuatnya terlihat tidak keren di mata saya :))


Jepang, oh Jepang...

Novel ini sarat akan budaya Jepang, terutama budaya yang terkait dengan legenda, hantu, dan semacamnya. Ini faktor utama yang membuat saya menyukai novel ini, dan dengan suka hati membacanya hingga beres. Salah satu budaya yang diangkat adalah penggunaan boneka untuk memerangkap roh jahat. Di Indonesia juga ada budaya yang serupa... tentu kawan-kawan tahu kan tentang permainan jelangkung? Nah, itu kan konsepnya sama.

The Girl from The Well adalah buku pertama dari dwilogi, dan sekuelnya telah keluar, dengan judul The Suffering.

Dalam The Girl from The Well ada cuplikan dua bab dari The Suffering. Dan bab pertamanya saja sudah membuat saya tertarik... menceritakan tentang permainan Hitori Kakurenbo atau hide and seek alone. Teman-teman bisa coba mencari tahu lebih banyak mengenai permainan ini di internet. Sempat heboh karena katanya permainan ini benar-benar menelan korban. Ada novel horor Indonesia yang mengangkat tema ini, dan saya pernah membahasnya di blog ini, judulnya Petak Umpet Minako.

Kembali ke The Suffering, kali ini ceritanya dari sudut pandang Tark (dalam The Girl from The Well, sudut pandangnya Okiku). Tark dikisahkan belajar eksorsisme dan diam-diam mempraktikkannya sendiri. Wah, wah, saya mencium bau masalah nih... Apalagi disebut-sebut juga bahwa nantinya dia akan mengunjungi sebuah tempat di Jepang, sebuah hutan lebih tepatnya, yang terkenal sebagai tempat orang bunuh diri. Kalau tidak salah namanya Hutan Aokigahara. Wah, wah... saya sudah tidak sabar untuk membaca kengerian yang akan ditimbulkan oleh hutan mencekam ini.


Kamu sedang melihat cermin? Yakin cuma bayanganmu yang kamu lihat di dalamnya...? ;)
___________________________________________________________________________

Sedikit pesan nih.... :D
Seperempatnya dari 100k nih... terima kasih banyak ya, sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya di blog ini ^-^/

Rabu, 30 September 2015

Meng, Iput, dan Bubu: Trio Kucing Pembasmi Monster

Tiada angin, tiada hujan, tahu-tahu satu eksemplar komik Meng mendarat di meja saya... Hahaha! :D
Terima kasih, peri buku! #eh

Berhubung bukunya tipis, langsung habis saya baca saat itu juga. Sebagai penyuka kucing, saya suka sekali komik ini. Tentu karena tokoh utamanya seekor kucing hitam nan imut (walaupun dia inginnya dibilang gagah). Sepertinya para penyuka kucing akan suka deh sama Meng.

Ceritanya...

Pada suatu hari, seorang anak perempuan bernama Mia kedatangan tamu istimewa.... berupa seekor kucing hitam berekor api yang bisa bicara! Kucing ini mengaku sebagai penjaga dunia dari para monster.
Awalnya Mia tidak percaya. Monster? Ah, mana mungkin! Kucing ini pasti cuma berkhayal.
Mia baru percaya setelah melihat sendiri penampakan sesosok monster.

Hari-hari Mia menjadi lebih seru setelah kedatangan Meng. Dan suatu ketika, datang monster kuat yang tidak bisa ditangani oleh Meng sendiri, jadi kucing ini memanggil dua temannya: satu kucing berekor angin, dan satu lagi berekor petir. Mia menamai si ekor angin Bubu, dan si ekor petir Iput (karena warnanya item dan putih).
Intip sedikit bagian dalam komik Meng

Komiknya...

Meng: Kucing Penjaga ini tipe komik empat panel. Simpel dan enak dibaca, dengan cerita-cerita singkat nan kocak. Ada adegan mati listrik dan Mia menggunakan ekor Meng untuk menyalakan lilin, ada adegan pertarungan yang tertunda karena Meng mau makan dulu (dan si monster dengan baik hatinya menunggu Meng makan), ada juga adegan Bubu mengajari Meng membaca.

Menurut saya pribadi, komik ini terlalu tipis dan banyak iklannya! :p Mungkin karena target pembacanya anak-anak dan remaja ya... *sadar diri usianya sudah nyaris kepala tiga*
Profil komikus dan sampul belakang Meng

Ada lanjutannya?

Saya harap ada! :D
Karena di akhir komik, muncul tiga ekor anjing yang "mencurigakan" dan kita belum diberi tahu siapa mereka. Hmmm... kira-kira apa peran mereka nanti, apakah kawan atau lawan? Semoga bisa segera diketahui jawabannya :)

Oh iya, komik Meng: Kucing Penjaga akan segera bisa teman-teman dapatkan di toko-toko buku dengan harga Rp 28.000,-

Kamis, 10 September 2015

Morte & Nisbi - Dua Komik Horor Dari EKYU

Selamat sore menjelang malam Jumat!
Semoga kabar baik semuanya.
Pada kesempatan kali ini, saya kembali akan membahas komik horor lokal.

Pendahuluan

Seingat saya, saya sudah menggemari komik sejak saya duduk di bangku SD... atau mungkin malah lebih lama lagi. Saya ingat membaca serial komik di majalah Bobo, seperti Oki & Nirmala, Pak Janggut, serta Bona & Roro. Selain itu, di rumah tetangga depan rumah ada koleksi komik-komik besar dari barat, seperti Smurf, Asterix & Obelisk, Lucky Luke, Tin Tin, dll; dan saya menghabiskan banyak waktu membaca komik-komik itu. Sedangkan perkenalan pertama dengan komik-komik Jepang adalah dengan serial balet, yakni Mari-Chan dan Karina, kemudian Doraemon.

Nah, bagaimana dengan komik lokal atau komik Indonesia? Yah, saya ingat pernah membaca komik Megaloman, kalau tidak salah. Dan komik-komik setipe itu yang saya tidak ingat judulnya, karena saya tidak suka :p Baru beberapa tahun belakangan ini saya menemukan gaya-gaya ilustrasi komik lokal yang sesuai selera saya. Beberapa ilustrator/komikus yang saya suka adalah Archie the Red Cat, Azisa Noor, Sweta Kartika, dan Ekyu. Yang akan saya bahas adalah dua komik karya Ekyu, berjudul Morte dan Nisbi.

Ekyu adalah circle-komik asal Bandung, berisi empat orang pencinta manga karena hobi, dan didirikan pada 1 Juli 1998. Anggota yang masih aktif dalam bidang komik dan ilustrasi novel adalah Egaku dan Oni.

Gaya ilustrasi mereka sedikit mengingatkan saya akan CLAMP, kelompok komikus asal Jepang.

Sampul depan Morte dan Nisbi

Morte

goodreads | bukukita | temanbuku


Mudah melihat alasan utama saya menyukai buku ini--gambar sampul depannya kucing hitam! Mwahaha. Bukan sesuatu yang aneh bahwa kucing hitam selalu disangkutpautkan dengan hal-hal mistis. Omong-omong, kucing hitam ini namanya Paraffin.
Di anak tangga pertama, ada setangkai mawar kering...
Di anak tangga kedua, ada boneka beruang yang kehilangan kepalanya...
Di anak tangga ketiga ada ceceran darah...
Di anak tangga keempat, ada sepotong tangan yang menggenggam surat cinta...
Teruslah naik sampai ke puncaknya,
maka kamu akan menemukan sesuatu yang menakutkan.
Dua bersaudari Oriel dan Eris dititipkan di rumah paman dan bibinya. Ketika orang tua Oriel dan Eris berencana untuk cerai, mereka memperebutkan hak asuh Oriel dan sama-sama tidak mau mengurus Eris. Oriel yang manis sangat menyayangi Eris, walaupun sang kakak membencinya.

Kiri: Eris, Oriel, dan Reed
Kanan: Julia dan Joshua Leister
Sumber: ekyu.deviantart.com

Di dekat rumah sang paman dan bibi, ada sebuah rumah kosong nan angker... namanya Rumah Leister. Konon, seluruh keluarga Leister tewas di rumah itu, dan arwah mereka (beserta arwah-arwah penasaran lainnya) terus menghantui hingga sekarang. Sejauh pertama kali lewat di depan Rumah Leister, Oriel merasakan sesuatu yang aneh. Dia bilang kalau "rumahnya menangis."

Suatu ketika, Oriel dan Eris bertengkar... dan Oriel yang dilanda kesedihan, menyepi di teras Rumah Leister. Tiba-tiba pintu depan rumah terbuka sendiri...

Lalu?
Baca sendiri lanjutannya ya! :))

Joshua, Julia, dan Paraffin
Sumber: ekyu.deviantart.com

Walaupun agak bikin saya pusing, saya suka sekali dengan cerita Morte. Tokoh favorit saya adalah Julia Leister. Kisahnya sangat mengenaskan. Dia memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal gaib, baik itu yang berasal dari masa lampau maupun dari masa depan. Dia juga bisa melihat bahwa ayahnya seorang pembunuh berantai...

Sayangnya, Julia menggambar semua yang dia lihat di dinding dan lantai menggunakan arang. Tentu saja kemudian sang ayah melihatnya, dan menghabisi gadis kecil yang tak bersalah ini T__T

Nisbi

goodreads | bukukita | temanbuku


Nisbi pernah muncul versi singkatnya, yang gambar sampulnya lebih saya suka. Memang tidak didominasi warna hitam yang identik dengan horor, tapi ilustrasinya tetap dapat membuat merinding, ketika kita menyadari ada yang aneh pada bayangan di cermin.


Nisbi versi singkat.
Oke. Ceritanya, seorang gadis bernama Mia menulis artikel-artikel tentang serangkaian pembunuhan di blog koran kampus. Kemudian seseorang bernama Viral (bukan nama asli) berkomentar bahwa kasus-kasus pembunuhan itu berkaitan, dan mendorong Mia untuk menyelidiki lebih lanjut. Awalnya Mia tidak menghiraukannya, tapi Viral terus merongrong... hingga berkata bahwa dia akan membuktikannya dengan kematiannya sendiri.


Cerita Nisbi lebih ke thriller dibandingkan horor... sosok hantunya cuma sebagai pemanis :) Padahal saya penasaran sekali dengan sosok Nyi Herang yang selalu muncul di setiap lokasi pembunuhan... dan hantu anak kecil yang menyertainya. Penjelasan misterinya ditumpuk di akhir cerita, jadi agak sebal bacanya. Tapi secara keseluruhan ya oke lah... lumayan seru.

Simpulan

Setelah membaca Morte dan Nisbi, saya menemukan persamaan dalam kedua komik horor ini: ide ceritanya bagus, tetapi eksekusinya kurang. Mungkin karena jumlah halaman yang terbatas. Terutama dalam Nisbi, ada teks-teks panjang (penjelasan) yang bikin capek bacanya. Kalau dibandingkan jalan ceritanya, saya lebih suka Morte, karena lebih kelam.

Simpulannya... terkadang manusia lebih mengerikan daripada hantu. Waspadalah... Waspadalah...

Kamis, 03 September 2015

Mewarnai Secret Garden

Akhir bulan lalu buku yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang. Buku apakah ituuu?
Nih... buku mewarnai judulnya Secret Garden karya Johanna Basford.

Sumber: The New York Times

Awalnya, saya dikenalkan pada Secret Garden oleh salah satu rekan kerja, lewat berita di The New York Times. Itu sekitar akhir Maret 2015. Berhubung saya memang suka menggambar dan mewarnai, saya langsung tertarik, dan mencari tahu lebih banyak tentang buku ini. Dari sebuah artikel di Buzzfeed, saya jadi tahu bahwa buku mewarnai dari Johanna Basford bukan hanya Secret Garden, tapi ada juga Enchanted Forest. Saya langsung jatuh cinta. Bagaimana tidak? Ilustrasi-ilustrasinya sangat cantik.

Johanna Basford
Sumber: Buzzfeed

Sayangnya... kedua buku ini sedang habis stoknya (saya mengonfirmasinya sendiri di situs Periplus online). Entah kapan akan tersedia lagi. Tapi saya tidak putus harapan. Berhubung pertengahan April ada tugas kantor ke Malaysia, saya berniat untuk mencari buku-buku ini di toko buku sana. Barangkali mereka masih punya stok.

Ah, ternyata saya masih belum berjodoh dengan Secret Garden dan Enchanted Forest. Karena dari tiga toko buku yang saya datangi di Kuala Lumpur, yakni MPH, Popular, dan Kinokuniya, tidak satu pun yang memiliki stok kedua buku mewarnai yang saya cari.

Sekitar Bulan Juni atau Juli kemarin (saya lupa) akhirnya Periplus memberi kabar bahwa stok Secret Garden sudah tersedia. Saya menunda memesannya hingga awal Agustus, maksudnya saya ingin buku itu jadi hadiah ultah bagi diri sendiri #norak :p

Oh iya, saya hanya memesan Secret Garden, tidak bersama dengan Enchanted Forest, karena harganya cukup menguras rekening tabungan... huhu... Saya pikir, nanti saja beli Enchanted Forest-nya, kalau sudah selesai mewarnai semua ilustrasi dalam Secret Garden. Kebetulan, rekan kantor ada yang punya buku itu, jadi saya bisa pinjam dan melihat-lihat bagian dalamnya. Ternyata isinya tidak jauh berbeda dengan Secret Garden, cuma ada naganya sih... yang bikin mupeng :))

Sumber: Buzzfeed
Saya lebih tertarik pada Lost Ocean, buku ketiga Johanna Basford yang baru akan terbit Oktober 2015 nanti. Sepertinya ini akan lebih mengasyikkan bagi saya yang pencinta warna biru, karena laut kan identik dengan warna biru (dan toska).



Oke. Sekarang kita fokus ke Secret Garden. Buku ini terdiri dari total 48 lembar (termasuk halaman copyright dll). Kertasnya tebal, entah jenisnya apa, jadi saya rasa jika kita mewarnai pakai spidol pun tidak akan tembus ke halaman di baliknya. Walaupun buku ini cukup tebal untuk ukuran buku mewarnai, buku ini dijahit, bukan dilem, jadi tidak perlu khawatir halamannya akan lepas-lepas karena terlalu sering dibuka lebar.

Di bagian kiri bisa dilihat jahitan bukunya.

Sesuai dengan judulnya, tentu temanya taman, dan ilustrasi yang ada di dalamnya berkisar seputar pepohonan, bunga-bunga, dedaunan, hewan-hewan mungil, dan... serangga. Yang terakhir itu yang paling bikin saya malas mewarnainya :p
Ada juga bagian-bagian di mana kita diminta menambahkan ilustrasi kita sendiri. Kata rekan kerja saya, "ini sih ilustratornya malas! Aku kan mau mewarnai, bukan menggambar." :))

Ini mimpi buruk bagi saya :'(
Bayangkan kalau serangga-serangga itu merayap di badan... hiii!

Sejauh ini saya baru mewarnai sampul depan-belakang, halaman judul, dan halaman nama pemilik buku. Alat pewarna yang saya gunakan adalah pensil warna dan fineliner (saya tidak tahu istilah lainnya apa). Untuk bidang yang luas, mewarnai dengan pensil warna lebih enak, tapi untuk bidang yang kecil, fineliner lebih pas, karena ujungnya runcing dan tidak perlu terus menerus diraut. Warna yang dihasilkan oleh fineliner cenderung lebih gelap. Mungkin nanti saya akan coba juga alat pewarna lainnya, misalnya pulpen glitter...

Sampul bukunya bisa diwarnai.
Bukunya pakai jaket, dan jaketnya juga bisa diwarnai...
Saya berjanji pada diri sendiri untuk mewarnai secara berurutan dari halaman awal sampai akhir. Yah, kita lihat saja apakah saya bisa menepati janji itu :D Saya akan mengunggah perkembangannya di akun Instagram saya, @dblueholic


Bagi saya, kegiatan mewarnai ini paling pas dilakukan sambil mendengarkan cerita horor di radio (maksudnya Nightmare Side Ardan :p) atau mendengarkan audio book. Ini juga bisa dilakukan sembari menunggu seseorang atau mengantri sesuatu. Kalau malas bawa banyak alat pewarna (pensil atau spidol warna), bawa saja beberapa batang, jangan satu pak.

Nah, selamat mewarnai!

Kamis, 27 Agustus 2015

Afterdark - Tentang Kegelapan, Dan Para Penghuninya

Berada di dalam kegelapan itu menyenangkan. Rasanya sejuk dan nyaman. Tapi, kalau ditemani oleh sesuatu yang berniat jahat, tentu jadi tidak menyenangkan.
Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke acara Popcon Asia 2015 (cerita lebih lengkapnya bisa dibaca di sini), dan membeli komik berjudul Afterdark di stan Archfriends. Sebelumnya saya sempat melihat foto sampulnya diunggah di Facebook, dan mengetahui temanya yang horor saja sudah cukup untuk membuat saya tertarik. Ada empat kisah horor di dalam Afterdark, dan saya menyukai keempatnya, baik dari segi gaya gambar dan segi cerita.


Kisah pertama berjudul Puppet Shadow karya Mas Rama Indra. Sebelumnya saya sudah pernah membaca Sunday dan Seeta karya komikus ini. Puppet Shadow menurut saya sejenis kisah distopia karena sepertinya mengambil latar tempat di masa depan yang suram. Ada perpaduan nuansa teknologi modern dan tradisional, terutama terlihat dalam diri sang robot dalang.


Twist di akhir cerita sebenarnya sudah bisa ditebak, tapi tetap saja membuat merinding ketika membacanya.


Kisah kedua berjudul Neighbors karya Mbak Azisa Noor. Begitu membaca judulnya, saya langsung terpikir tentang tetangga yang ternyata pembunuh berantai, tapi itu kan jadi temanya thriller. Baru kemudian saya sadar bahwa tetangga yang dimaksud adalah tetangga tak kasatmata... hihihi...


Pesan yang hendak disampaikan lewat kisah ini benar-benar bagus, dan ini sesuatu yang memang selalu saya yakini: perlakukan "tetangga"mu dengan baik. Seringkali dalam kisah horor, sang makhluk halus atau jin mengganggu manusia karena dia duluan yang diganggu oleh manusia (entah karena manusianya bertindak kurang ajar atau berkata sompral)


Kisah ketiga berjudul Salvation karya Mas Marwan Islami. Mirip dengan kisah pertama, distopia... Di sini nuansanya tidak gelap dan banyak adegan aksinya, tapi kalau dicermati jalan ceritanya, memang bikin bulu kuduk meremang. Selain itu, ceritanya juga bikin jadi sedih...


Dibandingkan ketiga cerita lainnya, Salvation adalah cerita yang paling sulit saya cerna, karena banyak makna tersirat di dalamnya.


Kisah keempat dan terakhir berjudul Encounter karya Archie the Red Cat alias Ucing Beureum. Tentang seorang perempuan yang kerja lembur, kemudian pergi sendirian ke kamar mandi. Padahal sudah dikasih tahu kalau ada rumor tidak menyenangkan soal kamar mandi itu, tetap dia menolak ditemani.


Saya bingung mau komentar apa tentang yang satu ini... Menyeramkan? Tentu. Tapi... akhir kisahnya malah bikin alis naik. Antara ingin tertawa dan menepuk kening. Yang pasti, ini menarik saya keluar dari dalam kegelapan.


Sepengamatan saya, saat ini komik-komik lokal mulai naik daun. Sangat dapat bersaing dengan komik dari luar negeri (terutama Jepang dan Amerika), dan semakin mendapat perhatian dari para pembaca. Ini hal yang sangat menggembirakan. Semoga ke depannya industri komik Indonesia bisa lebih maju lagi ya.


Archfriends, ditunggu kompilasi komik berikutnya.
Kira-kira nanti temanya apa ya? ^.^

Senin, 24 Agustus 2015

Hurt Locker - Jangan Biarkan Hatimu Terus Disakiti

Hurt Locker, atau Dachyeo (다쳐), adalah lagu terbaru dari Nine Muses. Lagu ini ada dalam album Special Summer mereka. Sebenarnya lagu ini sudah dirilis sejak bulan lalu, tapi saya baru menuliskannya sekarang karena bulan lalu bertepatan dengan bulan puasa. Belum ada perubahan (semoga tidak ada lagi) dalam jajaran personilnya, masih sama seperti dalam Drama.
Kiri (dari atas): Kyung Ri, Min Ha, Sung Ah, Euaerin
Kanan (dari atas): Moon Hyun Ah, Keum Jo, So Jin, Hye Mi

Sedikit cuap-cuap pengantar

Omong-omong soal sakit hati, sekarang sakit hati saya (karena hengkangnya Sera dari 9Muses) sudah mulai terobati berkat menonton reality show Namyu Cast. Acara ini memperlihatkan keseharian personil 9Muses, dan membuat kita menjadi lebih kenal dengan mereka. Sekarang personil favoritku adalah Hyun Ah dan Erin. Setelah menonton Namyu Cast episode 2, saya jadi tahu kalau Hyun Ah tinggal sendiri, hanya ditemani oleh dua ekor kucingnya, Hoya dan Moya. Mereka (ya, ketiganya) imut sekaliii >_< Bahkan Hyun Ah menyanyikan lagu yang ada suara kedua kucingnya, judulnya I Like My Way Back Home.


Hurt Locker

Kembali ke Hurt Locker, hampir semua aspek dari lagu ini saya suka. Konsepnya, kostumnya, koreografinya, dan lagunya sendiri. Menyenangkan sekali melihat video musik mereka berlokasi di luar ruangan. Ini dia video musiknya:


Hurt Locker berkisah tentang seorang perempuan yang putus-nyambung dengan pacarnya. Walaupun sang perempuan sudah berusaha memaafkan dan memberi kesempatan lagi pada sang lelaki, lelaki itu kembali menyakitinya. Akhirnya sang perempuan mengunci hatinya.
Liriknya bisa dilihat di sini.

Lagu dibuka oleh suara Kyung Ri (lagi. Di Drama juga dia yang membuka lagu). Bagi saya suaranya maupun penampilannya tidak terlalu istimewa, tapi dia tenar sekali. Sering muncul di berbagai iklan. Foto-fotonya juga yang paling banyak beredar. Saya curiga di antara anggota 9Muses, dia yang paling suka selfie.
Kyung Ri

Hyemi punya suara khas yang imut-imut, tapi di sini penampilannya tidak lagi terlihat imut, terlebih dengan rambut panjang itu. Katanya dia berteman dengan So Jin dari sebelum debut dengan 9Muses. Hyemi adalah salah satu dari tiga anggota yang masih bertahan di 9Muses dari awal hingga sekarang.

Pyo Hyemi
So Jin dan Hyemi

Banyak Mine (sebutan untuk para penggemar 9Muses) yang bilang bahwa Min Ha adalah anggota 9Muses yang paling rupawan, walaupun saya tidak sepakat :p Apalagi dengan rambut yang dicat merah menyala ini... dia malah jadi terlihat aneh. Min Ha sepertinya gadis yang cenderung pendiam, mungkin karena dia salah satu anggota termuda. Sebelum So Jin dan Keum Jo bergabung, Min Ha anggota yang paling muda.

Min Ha

So Jin adalah yang menyanyikan bagian "It's over, love is over, Baby, it's over" dan saya suka gayanya. Gaya ini lebih cocok untuknya dibandingkan dengan gaya malu-malu kucing di video musik Drama.

So Jin

Sementara Hyemi penampilannya menjadi lebih dewasa, jabatan anggota paling imut jatuh ke tangan Keum Jo =)) Kualitas vokal Keum Jo juga disebut-sebut sangat bagus, bahkan ada yang bilang dia bisa menggantikan posisi Sera. Hmm... kita lihat saja seberapa tinggi nada yang bisa dia nyanyikan.

Keum Jo

Sewaktu Sung Ah pertama kali bergabung dengan 9Muses, saya tidak menyangka kalau dia salah satu yang usianya tertua (sekarang dia tertua ketiga setelah Hyun A dan Erin). Sung Ah sikapnya yang paling polos, dan anggota yang lain bilang dia yang paling perlu diurus. Kalau dibiarkan jalan-jalan sendiri, kemungkinan Sung Ah akan tersesat =)) Sung Ah pernah tinggal di Fiji, jadi bisa dibilang dia anggota 9Muses yang bahasa Inggrisnya paling fasih.

Sung Ah

Penampilan Erin di video musik Hurt Locker mungkin yang paling sukses membuat orang (terutama para pria) kepanasan. Bisa dibilang dia memakai baju renang warna merah menyala sembari berpose seksi di atas kap mobil sport. Dia terlihat sangat cantik dan cocok dengan gaya ini. Sayangnya, baju satu lagi yang dia pakai begitu tidak enak dipandang menurut saya. habisnya sobek-sobek gitu ;p

Erin
Tatapan maut :v

Sengaja saya taruh yang paling saya suka terakhir XD Walaupun baju-baju yang Hyun Ah pakai di video musik ini tidak ada yang saya suka, saya berusaha mengabaikannya, karena melihat senyum Hyun Ah yang menawan saja sudah membuat saya senang :D

Moon Hyun Ah
Senyumnya yang menawan
Ini apalagi!
Ayo kita pergi jalan-jalan XD
Sebagai penutup, jika ingin belajar koreografi Hurt Locker, ada video versi latihan menarinya lho :D