Jumat, 31 Juli 2015

Dreamlets - Para Mahkluk Imut Pembuat Mimpi

Konon di dalam dinding, hiduplah makhluk-mahkluk kecil tak kasat mata yang disebut Dreamlets. Mereka mengamati kehidupan manusia dan membuat mimpi untuk manusia. Buku ini berkisah tentang mereka.

Dreamlets

Story by Arleen A
Illustrations by Evelyn Ghozali


Saya pertama kali melihat Dreamlets ketika sedang iseng melihat-lihat buku di Gramedia TSM (sebelum acara NonBar Insurgent). Begitu melihat ilustrasinya, saya langsung jatuh cinta. Manis. Tipe ilustrasi kesukaan saya. Tapi ketika melihat harganya, jadi agak sakit hati, karena lumayan mahal... di atas seratus ribu. Apalagi waktu itu uang saya pas-pasan. Akhirnya saya cuma bisa ngeceng dulu.

Alhamdulillah, beberapa waktu lalu saya jalan-jalan ke Rumah Buku dan kebetulan masih ada anggaran untuk beli buku, jadi saya bisa membawa pulang Dreamlets.

Begitu plastik pembungkus dibuka dan saya lihat-lihat halaman dalamnya, saya langsung membatin "oh...pantas saja harganya mahal. Ukuran bukunya besar, banyak ilustrasinya, dan seluruh halamannya berwarna!" Ditambah lagi, untuk ukuran buku anak-anak, Dreamlets bisa dibilang tebal. Ceritanya pun terdiri dari beberapa bab (bukan kumpulan cerita pendek loh), dan setiap babnya memiliki judul yang menarik. Bagi orangtua yang senang membacakan dongeng sebelum tidur pada anak-anaknya, bisa bacakan Dreamlets satu bab setiap malam ^^. Oh iya, Dreamlets ini diceritakan dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Mari kita berkenalan dengan Deel, dreamlet yang menjadi tokoh utama cerita. Deel cerdas dan mendapatkan pekerjaan bagus di dunia dreamlet, tapi itu pekerjaan yang tidak memberinya kesempatan untuk secara langsung membuat mimpi bagi manusia. Setelah beberapa lama, Deel merasa tidak puas dengan pekerjaannya, dan meminta pindah. Dia pun ditempatkan di sebuah panti asuhan yang kekurangan dreamlet. Ketika Deel datang, di situ hanya ada satu dreamlet yang kewalahan membuat mimpi untuk begitu banyak anak. Deel kemudian meminta tambahan bantuan, dan dikirimlah dua dreamlet lagi ke panti asuhan itu.
Tidak semua tokoh di cerita ini Dreamlets, ada juga manusianya. Dan tokoh utama manusianya adalah seorang anak telantar bernama Emma. Emma tinggal di panti asuhan tempat Deel bertugas. Sejak awal, Deel merasa ada sesuatu yang istimewa dalam diri Emma. Sepertinya gadis kecil ini bisa melihat sosok dreamlet... ah, tapi itu kan tidak mungkin. Benarkah?
Emma adalah gadis yang baik hati dan selalu membantu mengurus anak-anak lainnya di panti asuhan. Bahkan, setiap kali tiba hari di mana datang para orangtua untuk mencari anak untuk diadopsi, Emma selalu bersembunyi atau pura-pura sakit, agar anak-anak lain memiliki peluang lebih besar untuk diadopsi. Hmm... kenapa orangtuanya tega menelantarkan gadis kecil semanis Emma ya? Wah, tentu ada alasan kuat dibalik itu. Sebaiknya baca sendiri ya kelanjutan ceritanya.
Sebagai pencinta buku anak-anak, saya senang dan puas sekali dengan buku ini. Apakah ada kawan-kawan yang punya rekomendasi buku semacam ini? Tolong berbagi dengan saya ya :D

Kamis, 30 Juli 2015

Nightmare Side Ardan: New Chapter

Halo! Ada buku terbaru dari Nightmare Side Ardan. Acara radio yang berisi kisah-kisah horor itu loh... Saya pernah bahas buku sebelumnya di sini. Ini buku keempat, dan diberi judul New Chapter.

Pengalaman membaca buku ini...hmmm... ada senang, ada kecewa. Banyak kekecewaan sebenarnya, karena baca buku ini bagaikan baca naskah yang belum di-proofread. Ada banyak typo. Padahal, saya lihat di halaman copyright-nya, tercantum nama empat orang editor lho! Ditangani oleh empat orang editor kok hasilnya jauh dari memuaskan begini? Saya cuma bisa berdecak sedih dan geleng-geleng kepala. Walaupun dikejar deadline, seharusnya bagian redaksi tetap berusaha menyajikan yang terbaik untuk pembaca dong.

Senangnya ya karena bisa baca lebih banyak lagi kisah yang muncul di Nightmare Side. Karena memang saya sering ketiduran kalau sedang mendengarkan acara radio itu :))


Nightmare Side: New Chapter

Penulis: Dimasta & Rasmus (Tim Nightmare Side Ardan)


Desain sampul New Chapter senada dengan buku pertama dan kedua Nightmare Side. Dari kejauhan, cuma terlihat bangku kosong di dekat jendela, tapi begitu dilihat dari dekat, muncullah penampakan sebuah sosok yang duduk di bangku tersebut. Desain sampul ini menjanjikan keseraman yang membuat kita berdebar-debar bacanya. Ditambah dengan tulisan bonus CD cerita horor, semakin membuat para penggemar horor ingin membawa pulang buku ini.

Ada 22 cerpen horor di buku ini, termasuk dua yang merupakan pengalaman pribadi penulisnya, Dimasta dan Rasmus. Saya bahas per cerita saja ya, biar puas :))


1. Desa Hantu di Atas Gunung

Kisah para pendaki yang mendapatkan pengalaman menyeramkan di atas gunung... dan setelahnya. Ini cerita yang cuplikannya ditampilkan di sampul belakang buku. Tapi... kok ada yang aneh ya... Di sampul belakang, tertulis nama salah satu tokohnya Fadly, tapi di dalam buku namanya Fadhly. Yang benar yang mana ya? Yah, cuma beda satu huruf sih, tapi kan jadi lucu saja :p Terus saya menemukan typo di halaman 3 dan 10.

2. Kamar Hotel Berhantu

Di Bandung banyak hotel, jadi saya tidak bisa menebak hotel mana yang menjadi latar belakang cerita yang satu ini. Hantu yang ditemui di salah satu kamar di hotel ini sepertinya cukup menyeramkan, dan menyebalkan... karena dia tidak hemat air! Pelajaran yang bisa didapat dari kisah ini adalah... hati-hati kalau menginap sendirian di hotel. Jangan lupa permisi-permisi... siapa tahu ada makhluk tak kasatmata yang tidak berkenan dengan kehadiranmu di situ.
Satu typo yang mengganggu di cerita ini adalah bathtub yang ditulis bathtube... dua kali lagi. Duh, cek kamus dong.

3. Kuntilanak Ciater

Alhamdulillah... saya tidak menemukan typo di cerita ini. Bukan satu atau dua kali sih saya mendengar atau membaca cerita tentang makhluk halus yang ingin menumpang mobil orang. Hati-hatilah jika melakukan perjalanan di malam hari. Jangan sembarangan nanya ke orang di pinggir jalan... apa kamu yakin itu benar-benar orang?

4. Mobil Bekas

Ini juga jenis kisah yang sudah pernah saya dengar sebelumnya. Orang membeli barang bekas, tanpa mengecek kisah di balik barang itu. Pelajarannya, harus curiga kalau ada barang yang dijual murah, jangan-jangan itu barang ditempeli jin, dan bisa bikin celaka pemiliknya.

5. Hantu Tanpa Kepala

Judulnya saja sudah menyeramkan. Kisahnya juga... menyeramkan, apalagi karena disebutkan dengan jelas lokasinya di Babakan Siliwangi, dan saya tahu benar tempatnya seperti apa. Banyak cerita menyeramkan di situ, bukan cuma hantu tanpa kepala. Kalau lewat ke situ, atmosfernya memang tidak enak. Sekali lagi, hati-hati ya kalau jalan malam-malam lewat situ.

6. Tolooong!

Yang namanya jin atau makhluk halus, tidak kenal tempat. Dia bisa menunjukkan diri di mana saja dan kapan saja dia suka, termasuk di tempat ramai seperti mal.

7. Numpang Sampai Padalarang

Cerita yang ini senada dengan cerita nomor 3. Bedanya, makhluk halus yang menumpang tidak minta izin dulu, tahu-tahu dia sudah nangkring di dalam mobil. Nah lho... runyam kan urusannya. Kalau bertemu dengan yang semacam ini, sebaiknya diabaikan saja. Tapi kalau mengganggu dan mengancam keselamatan perjalanan, usirlah segarang mungkin.

8. Teror Ponsel Second

Yang ini senada dengan cerita nomor 4. Menurut saya ceritanya tidak terlalu seram, lebih ke arah menyedihkan, karena ada wanita yang tidak rela ditinggal mati kekasihnya...

9. "Dia Ingin Kami Menemukannya."

Latar belakang cerita ini adalah di sebuah proyek pembangunan, dan saya jadi teringat suami saya yang juga kerja di proyek pembangunan. Kalau saya tanya, pastilah dia juga punya satu-dua cerita seram yang terjadi di proyeknya. Cerita yang ini juga cukup menyedihkan dan mengenaskan, tentang seseorang yang mengalami kecelakaan dan tewas di lokasi proyek, tapi tidak ada yang menyadarinya. Heran juga sih, masa keluarganya tidak ada yang mencari?

10. Penguntit Berbaju Merah

Ini kejadiannya di jalan Soekarno Hatta, dekat dengan rumah saya, tapi baru kali ini saya dengar tentang hantu wanita penguntit berbaju merah. Biasanya yang terkenal itu hantu wanita berbaju putih yang suka tiba-tiba menyebrang di dekat jembatan penyebrangan Metro, mengagetkan pengendara mobil/motor dan mengakibatkan kecelakaan.
Satu hal sangat menyebalkan dari bagian cerita yang ini adalah halaman 71 yang terpotong, berhenti di tengah-tengah kalimat, dan begitu dibalik ke halaman 72, sudah paragraf baru. Apa-apaan...? -_-

11. Kamar Lantai Empat

Ini kisah tentang seorang cowok yang numpang nginep di indekos temannya, dan mendapat pengalaman tidak menyenangkan diganggu makhluk halus. Di sini juga disebutkan bahwa makhluk halus ada yang suaranya seperti cicak... kamu tahu makhluk halus macam apa itu? ^^ Untungnya ini tidak membuat saya jadi parno jika mendengar suara cicak di rumah.

12. Arwah Mang Jana

Ketika seseorang meninggal dan dimakamkan, terkadang setelahnya masih ada orang yang mengaku melihat sosoknya, bahkan berinteraksi dengannya. Tapi apakah sosok itu benar-benar arwah orang yang sudah meninggal, atau hanya jin yang menyaru menjadi sosok orang tersebut? Entahlah, saya belum pernah mengalaminya.
Dalam cerita ini juga ada kasus menyebalkan yang sama dengan di cerita kesepuluh. Cerita tidak nyambung dari halaman 87 ke 88.

13. Hantu di Proyek Pembangunan

Ceritanya yang ini sebenarnya sangat sama dengan cerita kesembilan, cuma beda judul saja, dan cara penyampaian. Plotnya benar-benar sama.

14. Kamar Sebelah

Cerita ini salah satu cerita favorit saya di buku ini. Tentang seorang pemuda yang mengalami kejadian seram saat sedang mengikuti pelantikan di sebuah vila di daerah Puncak. Walaupun bikin merinding, ada bagian kocaknya juga... sewaktu seseorang--atau sesuatu--berkata "Katanya, tadi mau ikut ngobrol..?" Ini membuatku cekikikan, tapi kalau dipikir-pikir lagi, bagi orang yang mengalaminya pasti ini benar-benar mimpi buruk :p

15. Komplek Berhantu

Komplek yang dimaksud adalah sebuah komplek perumahan di Soekarno Hatta (lagi??), tapi tentu saja tidak disebutkan nama kompleknya apa. Saya cuma bisa menebak-nebak...
Kalau di komplek perumahan kan malam-malam suka ada hansip yang ngeronda, dan lepas tengah malam dia suka mukul-mukul tiang listrik kan... untuk mengingatkan para penduduk agar tetap waspada dan tidak terlalu terlena dalam tidur lelap. Nah, di komplek yang diceritakan ini, setelah bunyi tiang listrik dipukul pada jam 2 malam, tak lama kemudian suka terdengar suara rantai yang diseret. Sang pencerita sudah tinggal selama 25 tahun di komplek itu, dan sudah biasa mendengar suara rantai itu sejak dia kecil, tapi dia tidak pernah tahu asal suara itu, hingga pada suatu hari. Sebenarnya saya heran juga kenapa dia baru mengetahui kebenarannya setelah 25 tahun. Jadi selama ini dia blissfully unaware saja gitu? Wah, wah... benar apa kata peribahasa: ignorance is bliss. Ketidaktahuan itu membawa kebahagiaan dan ketenangan.

16. Kontrakanku Bekas Bunuh Diri

Ini satu lagi cerita favorit saya. Sebelumnya juga saya mendengarkannya ketika dibacakan di radio... dan ceritanya benar-benar seram!
Saya pikir, sebaiknya kita tidak meremehkan nasihat orang bahwa ketika kita masuk ke tempat baru, sebaiknya bilang permisi dulu. Dan ketika kita pindah ke rumah baru, sebaiknya adakan syukuran, sekalipun rumah itu hanya kontrakan. Kita tak pernah tahu apa dan siapa yang bermukim di tempat itu sebelum kita, jadi tidak ada salahnya meminta izin dulu. Kita sendiri pasti tidak suka kan kalau ada orang nyelonong masuk ke tempat tinggal kita tanpa permisi?

17. Hantu di Tempat KKN

Sebagian besar mahasiswa pasti pernah mengalami KKN (saya tidak termasuk), tinggal di desa untuk jangka waktu lumayan lama. Tak jarang ada pengalaman-pengalaman seram yang terjadi. Biasanya memang di desa lebih kental nuansa mistisnya, masih banyak hal-hal yang tidak boleh dilakukan, atau tempat-tempat yang tidak boleh didatangi, untuk alasan yang misterius. Di cerita ini, ada sebuah rumah yang tidak boleh didatangi, tapi dasar manusia, salah sifat dasarnya penasaran. Sudah dilarang, tetap saja nekat. Jangan heran ketika celaka didapat.
Sebenarnya ini cerita cukup seru, tapi sayang sekali tidak selesai. Ceritanya terpotong begitu saja di halaman 131. Halaman selanjutnya sudah masuk ke cerita lain. Bagus sekali ya, bikin orang penasaran!

18. Rumah Duka

Pernahkah kalian membayangkan, bekerja di sebuah rumah duka yang di dalamnya terdapat banyak peti? Mungkin sebagian besar dari kalian akan menjawan "belum" atau mungkin malah menjawab "jangan sampai pernah." Begitu pun aku. Tak pernah terpikir olehku untuk bekerja yang pekerjaannya itu berkaitan dengan mayat-mayat manusia. Tapi nyatanya, lima tahun sudah aku bekerja sebagai penjaga di rumah duka.
Ya, kisah ini tentang pengalaman orang yang bekerja di sebuah rumah duka. Tapi selain menyeramkan, ceritanya juga cukup mengharukan.

19. Tersesat di Desa

Cerita yang ini lumayan panjang dibandingkan cerita-cerita lainnya. Mengisahkan sepasang muda-mudi yang jalan-jalan naik motor, tapi malah nyasar ke tempat aneh nan mengerikan. Untungnya mereka bisa keluar dari tempat itu. Bayangkan kalau mereka dibuat nyasar selamanya... hiii.

20. Apartemen Lantai 13

Jika berada di suatu gedung, terutama jika sedang naik lift, pernahkah kamu memperhatikan deretan angka yang mengindikasikan lantai? Apakah kamu pernah tidak menemukan angka 13, atau angka 4? Kedua angka itu dianggap angka sial menurut beberapa kebudayaan. Dan seandainya pun ada lantai 4 atau 13, biasanya dikaitkan dengan hal-hal menyeramkan. Kisah ini menceritakan salah satu hal menyeramkan itu.


21. Nightmare Side dan Aku

Bagian ini berisi pengalaman-pengalaman menyeramkannya Dimasta, salah satu dari dua penulis buku ini. Katanya dia memang dianugerahi indera keenam, jadi interaksinya dengan makhluk-makhluk halus bisa dibilang lebih sering dibandingkan dengan kebanyakan orang.


22. Nightmare Side Bagi Hidupku

Bagian ini berisi pengalaman-pengalaman menyeramkannya Rasmus. Dia sebelumnya tidak sensitif, alias tidak memiliki kemampuan melihat hal-hal gaib, tapi dia sendiri yang kemudian meminta untuk dibukakan mata batinnya. Menurut saya ini keputusan yang sangat berani, karena sekali mata batin dibuka, kemungkinan tidak akan bisa ditutup lagi. Kalaupun bisa, mungkin tidak sepenuhnya tertutup.

Sepertinya kisah-kisah pribadi Dimasta dan Rasmus bisa dijadikan sebuah buku tersendiri. Daripada hanya disampaikan dalam dua bab pendek seperti ini, padahal pengalamannya macam-macam. Jadinya setiap pengalaman disampaikan singkat saja dan itu membuat saya tidak puas!
Saya tandai kesalahan yang saya temukan. Lihat sendiri ada berapa banyak.
Yah, sudahlah. semakin dipikirkan, semakin besar kekecewaan saya pada buku Nightmare Side New Chapter ini. Semoga saja di cetakan berikutnya penerbit melakukan perbaikan.


Oh iya, saya tidak mengembalikan buku ini ke penerbitnya karena menurut saya ini bukan cacat produksi, melainkan cacat redaksi :p
Sampul belakang