Kamis, 28 Juli 2016

Mewarnai Lost Ocean

Setelah beberapa bulan ini berkutat dengan pekerjaan kantor, buku, buku, serta pesanan souvenir pernikahan, akhirnya saya dapat kembali meluangkan waktu untuk mewarnai. Di dalam jurnal mewarnai bagian pertama, saya sudah menyebutkan bahwa saya memiliki empat buku mewarnai, dan kali ini saya sedang asyik mewarnai Lost Ocean karya Johanna Basford.

Sampulnya baru saya warnai sedikit


Berhubung ilustratornya sama, saya jadi membandingkan antara Lost Ocean dengan Secret Garden. Sudah saya sebutkan pula sebelumnya bahwa penerbitnya berbeda, dan formatnya juga jadi berbeda. Kalau soal format, saya lebih suka Secret Garden, karena binding-nya dijahit dan kertasnya lebih tebal. Tapi kalau dari gaya ilustrasi, saya cenderung lebih suka Lost Ocean karena lebih mendetail dan tidak ada halaman dengan perintah-perintah agar kita menambahkan ilustrasi sendiri.

Ini halaman pendahuluan

Seperti dalam Secret Garden, Johanna Basford "menyembunyikan" hal-hal kecil dalam setiap ilustrasi, sehingga ada sensasi berburu harta karun saat kita mewarnainya. Dalam Lost Ocean, kita akan menemukan benda-benda seperti mahkota, koin emas, cawan, perhiasan, bahkan pedang.

Karena rata-rata ilustrasinya sarat detail, saya paling suka mewarnainya dengan fineliner. Sayangnya, hasil pulasan warna fineliner tidak bisa digradasi... Banyaknya detail memang membuat kita harus penuh kesabaran dalam mewarnainya (ini bagus untuk melatih kesabaran saya!), dan biasanya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Sisi baiknya, detail yang banyak itu akan membuat hasil akhir tetap terlihat bagus meskipun kita mewarnainya asal-asalan.

Look at those crazy details! Coloring it will be both fun and depressing... LOL

Salah satu hal yang membuat saya bersemangat mewarnai lagi adalah karena saya baru beli soft pastels yang asyik sekali dipakai untuk mewarnai latar belakang :D meskipun saya yang cupu soal seni ini cuma modal iseng-iseng dan coba-coba saja dalam mengaplikasikan warnanya. Ada yang mau mengajari saya secara gratis? Atau dibayar pakai buku? Hehe...

Bagaimanakah mengaplikasikan soft pastels dengan baik dan benar?
Detail-detailnya saya suka sekali :)

Sekali lagi saya sebutkan, kekurangan dari buku Lost Ocean ini adalah binding-nya yang dilem (bukan dijahit) dan kertas yang kurang tebal. Alasannya, binding lem membuat buku lebih sulit dibuka lebar, sehingga mewarnai bagian yang dekat dengan bagian tengah akan cenderung lebih sulit. Kemudian, kertas yang kurang tebal bisa membuat beberapa alat pewarna tintanya tembus, seperti yang sudah saya buktikan dengan fineliner warna gelap T^T

Terlihatkah bagian yang kena tembusan tinta? :(
 
Secara keseluruhan, saya suka dengan ilustrasi-ilustrasi dalam Lost Ocean, namun menyayangkan pengemasannya. Semoga Penerbit Penguin menjadikan ini sebagai bahan evaluasi.

Terakhir, walaupun agak telat, saya ingin berterima kasih kepada kawan-kawan yang sudah mengunjungi blog ini dan membaca tulisan-tulisan saya. Jangan ragu untuk berkomentar jika memang ada yang ingin disampaikan ya :)

Kamis, 21 Juli 2016

The Unquiet dan Manusia-Manusia Kopong

Tentang The Unquiet

Novel ini adalah buku keenam dari serial Charlie Parker karya John Connolly. Sebelumnya saya telah membaca (secara berurutan) Every Dead Thing, Dark Hollow, The Black Angel, dan The Killing Kind versi terjemahan Bahasa Indonesia. Kemudian keberuntungan mempertemukan saya dengan buku The Unquiet, The Reapers, dan The Lovers versi Bahasa Inggris pada acara Big Bad Wolf 2016 di Serpong, yang segera ingin saya selesaikan membacanya setelah mendapat bocoran bahwa The Wrath of Angels akan segera diterbitkan versi Bahasa Indonesia-nya. Jadi selama liburan Lebaran kemarin, saya membawa The Unquiet ke mana-mana, berusaha mencuri-curi waktu untuk membacanya.

Goodreads 

Garis besar ceritanya

Kasus yang ditangani oleh Detektif Partikelir Charlie Parker dalam The Unquiet berhubungan dengan kekerasan seksual terhadap anak-anak dan remaja. Salah satu korbannya adalah anak gadis seorang pembunuh bayaran bernama Merrick. Ketika gadis itu menghilang, Merrick sedang menjalani masa tahanan di penjara, dan kini setelah Merrick bebas, dia bertekad mencari dan menghakimi para pelaku kekerasan seksual tersebut.

Salah satu pria yang diduga sebagai pelaku adalah Dr. Clay, dan dia menghilang di waktu yang hampir sama dengan anak gadis Merrick. Tak heran jika Merrick kemudian mengganggu putri Dr. Clay, yakni Rebecca Clay, karena sang pembunuh bayaran yakin Rebecca tahu sesuatu. Rebecca kemudian menyewa jasa Charlie Parker untuk menyingkirkan Merrick.

Dalam menangani kasus ini, kembali Charlie Parker dibantu oleh dua orang temannya, Louis dan Angel.

Ulasan


Secara keseluruhan, saya memberi buku ini 3.5 bintang, yang saya bulatkan ke bawah menjadi 3 bintang, karena Goodreads tidak memberikan opsi setengah. Nilai ini lebih rendah dari yang saya berikan untuk buku-buku Charlie Parker sebelumnya, karena saya merasa buku ini tidak semencekam itu. Meski tetap saja, beberapa adegan membuat saya merinding, apalagi karena yang menjadi korban adalah anak-anak. Rasanya saya tidak akan bisa membayangkan jika hal semacam itu terjadi pada anak saya sendiri.


Ciri khas John Connolly dalam memberikan detail tokoh dan tempat masih ada dalam buku ini. Mau tidak mau saya dibuat bersimpati pada Merrick.

The Unquiet memunculkan satu tokoh yang memiliki peran penting, yang sebelumnya muncul dalam cerpen The Reflecting Eye, dari buku kumpulan cerpen Nocturnes. Saya belum membaca cerpen ini, jadi agak bingung ketika sang tokoh, yakni The Collector, disebut-sebut. Tokoh ini (dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan jadi sang Kolektor) juga akan muncul di The Wrath of Angels.

Tokoh-tokoh favorit saya, yakni Louis dan Angel, tidak terlalu banyak beraksi dalam buku ini. Yah, bisa dibilang Charlie Parker pun tidak terlalu banyak beraksi. Kadar tembak-menembak dan pertumpahan darah di buku ini bisa dibilang cukup minim.

Akhir ceritanya bisa dibilang mengesalkan dan memuaskan secara bersamaan. Mengesalkan karena Charlie Parker lagi-lagi kena sial, dan memuaskan karena para pelaku mendapat hukuman setimpal.

Beragam versi desain sampul The Unquiet

Manusia-Manusia Kopong

Ini saya terjemahkan dari Hollow Men, yang cukup sering disebut-sebut dalam buku ini, tapi tidak dijelaskan secara lugas siapa atau apa mereka sebenarnya. Yang jelas mereka adalah sesosok makhluk halus, yang terlihat dari sudut mata, tapi akan menghilang jika kau berusaha memfokuskan pandangan ke arah mereka. Mereka memakai jaket panjang nan gelap, dan mata mereka kosong, layaknya black hole.

Charlie Parker beberapa kali melihat mereka, begitu juga beberapa tokoh lainnya. Sepertinya hanya orang-orang sensitif (atau memiliki indera keenam) dan para penjahat di saat menjelang ajal mereka yang bisa melihat hollow men. Makhluk-makhluk ini juga sepertinya bisa menghantui mimpi seseorang. Dan mereka... sepertinya berkeliaran di sekitar sang Kolektor.

Saya punya teori terkait hollow men. Menurut saya mereka adalah arwah para penjahat, yang menunggu dalam kegelapan, menyaksikan para penjahat yang masih hidup mengembuskan napas terakhir. Mungkin mereka akan memiliki peran yang lebih signifikan, karena saya curiga mereka akan muncul lagi di buku-buku berikutnya. Kita lihat saja nanti.

Tantangan Membaca

The Unquiet saya sertakan dalam tantangan membaca SEVENEVES no.6: buku dari penulis Eropa. Ini tantangan dari Mas Jun.

John Connolly adalah penulis berkebangsaan Irlandia, meskipun dia kadang-kadang tinggal di Dublin, kadang-kadang juga di Amerika. Serial Charlie Parker berlatar belakang di Amerika (Portland dan sekitarnya). Saya pernah membaca suatu artikel yang menyebutkan bahwa John Connolly adalah penulis non-Amerika yang dapat menuliskan detail tentang Amerika dengan sangat lihai, seolah-olah novel tersebut memang ditulis oleh orang Amerika. Ini membuktikan kehebatan John Connolly dalam menulis, dan betapa dia tidak meremehkan riset dalam menulis buku-bukunya.


John Connolly adalah salah satu penulis favorit saya. Buku pertama dia yang saya baca adalah The Book of Lost Things, dan buku itu sangat berkesan hingga akhirnya saya memutuskan untuk membaca karya-karya dia yang lain. Kalau dipikir-pikir lagi, sepertinya semua penulis favorit saya berasal dari Eropa: Neil Gaiman, JRR Tolkien.

Nah, silakan cari tahu lebih banyak tentang SEVENEVES di sini dan ikutan juga tantangannya ya :)