Sedikit saja, saya ingin kembali membahas tentang tren mewarnai.
Rupanya demam mewarnai ini belum mereda, terbukti dengan semakin mudahnya buku-buku mewarnai ditemui di toko buku, baik secara offline maupun online. Indonesia pun sudah terjangkit demam ini. Muncul beberapa buku mewarnai lokal. Bohong kalau saya bilang saya tidak penasaran. Akhirnya, belum lama ini saya mencoba membeli satu buku mewarnai terbitan Hutamedia, yang judulnya Color of Art, dan berikut ini ulasan saya tentang buku tersebut.
Di sampul depan tertulis nama Ranggi Ariliah, otomatis saya beranggapan bahwa dia adalah ilustrator dari gambar-gambar yang akan saya temukan di dalam buku ini. Ternyata begitu saya buka halaman copyright, baru terungkap bahwa Mbak Ranggi ini hanya penyusun, sedangkan gambar-gambar di dalam buku diambil dari situs Freepik dan Shutterstock.
Buku ini cukup tebal, 97 halaman, dan harganya cukup murah, Rp 45.000,- setelah diskon. Hmmm... saya sih curiga, buku tebal dengan harga murah, biasanya kualitasnya dipertanyakan. Dan benar saja, berhubung buku ini halaman-halamannya dijilid dengan cara dilem, bukan dijahit, begitu saya buka di bagian tengah, punggungnya langsung patah dan halamannya terancam lepas.
Yang menurut saya lucu, gambar-gambar di buku ini kan juga hasil karya orang lain ya, terus kenapa juga penerbit repot-repot membubuhkan logo judul buku di tiap halaman (di foto di atas, lihat bagian kanan bawah halaman)? Seolah-olah gambar-gambar tersebut memang hasil karya mereka sendiri. Dan jujur saja, logo tersebut mengganggu keasyikan mewarnai loh.
Untuk jenis kertas yang digunakan, saya kurang tahu namanya apa dan berapa gram, tapi yang jelas kertasnya tebal dan jika kita mewarnai menggunakan spidol, tintanya tidak akan tembus.
Saya perhatikan, gambar-gambar di dalam buku ini seolah tidak memiliki tema. Campur sari, segala macam ada. Dan satu hal yang saya sesalkan, saya menemukan gambar yang sebenarnya sudah berwarna (abu-abu), yang saya rasa tidak akan asyik untuk diwarnai.
Itu ambil dr shuttercock apakah tidak meminta izin dulu? ataukah sudah bebas hak cipta beigitu ya? Duh, sayang sekali. Betapa sedikitnya kita menghargai karya orang lain.
BalasHapusYang dari Shutterstock pakai lisensi (beli), karena kan biasanya mereka pasang watermark ya, jadi harus dibeli dulu gambarnya baru bisa hilang watermark-nya.
BalasHapusYang dari Freepik gratisan.
Akuuu...lihat juga ini di gramedia :))
BalasHapusPas aku buka - buka...kok beberapa gambarnya berasa mirip2 di My Own World (MOW) yak :S. Walau emang sama - sama ambil dari shutter, tapi aku lihat di MOW itu masih dimodif lagi dan penyusunnya emang asli illustrator.
Yaaa...kalau yang 100rebuan ke atas kayak Bali atau Batik itu, udah jelas emang karya illustrator. Ada harga ada mutu lah ya XD
"Ada harga ada mutu"
HapusBetul sekali, Mbak Ren :)