Bahasan berikut ini mungkin mengandung SPOILER dari buku The Girl From The Well karya Rin Chupeco. Silakan lanjutkan membaca, tapi risiko tanggung sendiri ya...
Ulasan saya tentang The Girl From The Well ada di sini.
Sekarang, saya akan mengulas sekuelnya, yang berjudul The Suffering.
Dalam The Suffering, kita akan berjumpa kembali dengan duo Tark dan Okiku.
Tark, pemuda yang nyaris seumur hidupnya diganggu oleh roh jahat yang terperangkap dalam tubuhnya, dan Okiku, arwah wanita muda yang telah ratusan tahun berkelana dan memburu para pembunuh, kini hidup berdampingan.
Why?
Yah, berhubung Tark sudah bertahun-tahun menjadi "penjara" bagi roh yang sangat jahat, walaupun roh itu telah berhasil dienyahkan, masih ada residu energi yang membuat Tark terlihat menarik di mata para makhluk halus. Mereka berebut ingin merasuki Tark. Kalau Okiku tidak menjaganya, pasti Tark sudah terus-menerus diganggu mereka. Untunglah Okiku termasuk roh yang cukup kuat.
Di bagian awal The Suffering, dikisahkan Tark sudah berlatih untuk menjadi seorang pengusir hantu. Dia juga selalu menemani Okiku dalam memburu para pembunuh.
Setiap tahun, Tark dan sepupunya Callie mengunjungi sahabat-sahabat mereka di Jepang, terutama Kagura, yang sudah banyak berjasa dalam mengusir roh jahat di dalam tubuh Tark.
Tahun ini, sebelum keduanya pergi ke Jepang, Kagura mengabari bahwa dia akan menjadi tour guide bagi sekelompok kru acara pemburu hantu (lupa nama acaranya apa). Katanya mereka hendak pergi ke Hutan Aokigahara untuk mencari sebuah desa yang hilang, Desa Aitou.
Sumber: aokigaharaforest.com |
Sejak awal Tark sudah merasakan firasat buruk... apalagi Aokigahara itu terkenal sebagai hutan tempat bunuh diri. Sudah tak terhitung banyaknya orang yang tewas atau hilang di sana. Dan benar saja... beberapa hari kemudian, muncul kabar menghilangnya Kagura dan para pemburu hantu itu. Tark dan Callie pun segera bertolak ke Jepang untuk bergabung dengan tim SAR di sana.
Sebelum masuk ke Aokigahara, mereka melakukan riset terlebih dahulu, terutama terhadap Desa Aitou. Mereka menemukan keping-keping fakta yang awalnya nampak tidak relevan, tapi nantinya akan masuk di akal. Yang utama, mereka menemukan bahwa konon di Desa Aitou berlangsung sebuah ritual persembahan setiap tujuh tahun sekali (kalau tidak salah), yang dilakukan untuk mencegah terbukanya Gerbang Neraka (tiba-tiba saya terkenang game Fatal Frame II: Crimson Butterfly).
Bagaimana cerita selanjutnya? Kengerian seperti apa yang menunggu Tark di Aokigahara?
Sebaiknya baca sendiri bukunya agar lebih seru :D
Mengenal Tark lebih dekat
Di dalam The Girl From The Well, kita disuguhi cerita dari sudut pandang Okiku, sedangkan dalam The Suffering, kita disuguhi cerita dari sudut pandang Tark. Ini membuat saya ragu pada awalnya, karena saya kurang suka dengan tokoh Tark yang menurut saya terlalu menye-menye. Tapi ternyata dia tidak terlalu buruk juga. Mungkin ini yang namanya proses pendewasaan. Walaupun tetap ada sisi sensitif Tark yang saya tidak suka, di buku ini dia lumayan keren.Aku bukan pahlawan.
-Tarquin Halloway
Apa yang keren dari Tark?
Pertama, dia jadi pemburu/pengusir hantu dengan teknik memerangkap dalam boneka. Walaupun tindakannya masih serampangan, keberaniannya tetap patut diacungi jempol.
Kedua, dia tidak ragu mengakui bahwa dia mencintai Okiku, bahwa Okiku adalah bagian teramat penting dalam hidupnya.
Hitori Kakurenbo
Sering disebut juga dengan istilah hide-and-seek alone atau petak-umpet sendirian. Ini semacam permainan mengundang arwah untuk memasuki boneka yang sudah kita siapkan, lalu kita bermain petak-umpet dengannya. Ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam permainan ini, antara lain batas waktu dan wilayah permainan, gunakan potongan kuku alih-alih tetesan darah untuk mengikat arwah yang dipanggil, dan jangan berikan benda tajam kepada boneka yang dirasuki, karena itu akan digunakan untuk melawan kita. Walaupun sudah mengikuti aturan-aturannya, tetap saja permainan ini berbahaya, karena kita tidak pernah tahu arwah macam apa yang akan merasuki boneka. Kita harus selalu berasumsi bahwa arwah itu jahat dan hendak mencelakakan kita.Sumber: tokyobling.wordpress.com |
Permainan hitori kakurenbo ini menjadi pembuka cerita The Suffering, di mana Tark dimintai tolong oleh dua kawan sekolahnya untuk menyelesaikan permainan ini, setelah mereka ketakutan sendiri melihat boneka yang benar-benar bisa bergerak.
Di pertengahan cerita, Tark kembali harus bermain hitori kakurenbo melawan roh-roh jahat di Desa Aitou. Salah satu bagian yang bikin saya tertawa miris adalah ketika Tark menyadari dirinya harus enam kali bermain hitori kakurenbo, padahal bermain satu kali saja sudah membuatnya nyaris kehilangan nyawa.
Desa Aitou dan Ritual Pernikahan
Konon, di Desa Aitou diadakan sebuah ritual setiap tujuh tahun sekali. Ritual ini dipercaya dapat membuat tanah tetap subur dan hasil panen melimpah. Sedikit orang yang tahu bahwa ritual ini juga dilakukan agar Gerbang Neraka tidak terbuka dan melepaskan kuasa gelap yang dapat menghancurkan desa tersebut.Sekilas, tidak ada yang menyeramkan ya dari istilah Ritual Pernikahan. Tidak ada yang tahu bahwa pernikahan di sini cuma kedok untuk membuat para gadis yang akan menjadi persembahan, rela dibunuh, Yang lebih parah lagi, sebelum mereka dibunuh, mereka harus menyaksikan pasangan mereka tewas. Katanya, semakin menderita orang yang akan dipersembahkan, semakin besar kemungkinan suksesnya ritual itu. Mengerikan sekali :(
Elemen dan konsekuensinya
Salah satu hal yang saya suka dari cerita ini adalah adanya konsep elemen yang menjadi ciri khas para arwah. Okiku, yang tewas di dalam sumur, memiliki elemen air. Dalam The Girl From The Well, dikisahkan bahwa arwah yang merasuki Tark memiliki elemen api. Karena api akan kalah melawan air, walaupun si arwah jahat (duh, saya lupa siapa namanya) sangat kuat, Okiku dapat melawannya dengan cukup seimbang. Dalam The Suffering, Okiku sangat kesulitan saat berada di Desa Aitou karena arwah-arwah di sini memiliki elemen tanah. Tanah menyerap air, jadi kekuatan Okiku cepat sekali berkurang di sini, dan dia harus memulihkan diri dengan bergelung di dalam raga Tark.Empat Bintang
Saya memberikan empat bintang untuk The Suffering karena ceritanya sangat seru, sarat adegan menegangkan dan mencekam. Padahal saya hanya memberikan tiga bintang untuk The Girl From The Well, yang hanya berkutat dengan perjuangan Tark dalam mengenyahkan roh jahat dalam dirinya.
Mungkin karena saya telah menonton gameplay FF Crimson Butterfly yang juga berlatar belakang di sebuah desa yang hilang, jadi bayangan dalam benak saya saat membaca The Suffering begitu nyata dan menambah kengerian. Sepertinya akan lebih seram lagi kalau membacanya sambil mendengar soundtrack Fatal Frame ini, dan tentu saja membacanya saat witching hour, yakni jam 2-3 pagi. Silakan dicoba :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar