Rabu, 29 April 2015

Nine Muses dan Drama yang Membuat Patah Hati


Nine Muses adalah salah satu girl group Korea yang suka tambal sulam personel. Sewaktu mereka debut lima tahun yang lalu, anggota mereka ada sembilan, makanya dinamakan Nine Muses. Sekarang, di single terbaru (tidak terlalu baru sebenarnya) mereka, Drama, anggotanya tinggal delapan orang... itu pun setelah tiga orang keluar, dan dua orang baru masuk. Yang membuat saya patah hati, salah satu dari tiga orang yang keluar itu adalah anggota favorit saya T___T

Bye bye, Sera, my favorite muse T__T
Begitulah. Jadi ketika video musik Drama keluar, saya tidak terlalu antusias menyambutnya. Saya baru meminta videonya ke salah satu rekan kantor beberapa minggu setelah dirilis.
Dalam Drama, formasi Nine Muses seperti ini:

Ki-ka: Hyun A, Hye Mi, So Jin, Kyung Ri, Min Ha, Keum Jo, Aerin, Sung A
Dua anggota barunya adalah So Jin dan Keum Jo. Keduanya tidak meninggalkan kesan mendalam bagi saya, baik dalam hal penampilan maupun kualitas suara mereka. Keum Jo imut-imut, sedangkan So Jin sepertinya lebih cocok dengan citra Nine Muses yang memang disebut sebagai model idols.

Ki-ka: Keum Jo & So Jin
Omong-omong soal lagunya, saya perlu berkali-kali mendengarkan sebelum akhirnya menyukai lagu ini. Rasanya sulit untuk tidak meratapi hilangnya suara high-pitch Sera yang selama ini menjadi ciri khas lagu-lagu Nine Muses. Drama dibuka dengan rap dari Aerin dan Sung A, dilanjutkan dengan lantunan suara indah Kyung Ri dan Hyun A. Bagian chorus cukup menyenangkan dan mudah diingat dengan adanya kata-kata "Only you dudurudu~" yang diulang-ulang.


Drama menceritakan tentang seorang wanita yang menyukai kekasih sahabatnya. Dia tidak bisa berhenti menyukai pria itu, dan diam-diam merasa senang ketika sahabatnya mengatakan bahwa dia akan putus dengan sang pria.

Seperti yang sudah bisa diduga, video musiknya sama sekali tidak mencerminkan isi lagunya :)) Sebenarnya ini membuat saya sangat sebal, tapi sedikit terobati melihat kecantikan Hyun A... Ah, apa saya sudah bilang kalau sekarang anggota favorit saya Hyun A? Dan juga Aerin sih, tapi kadang-kadang gaya dia terlalu unik dan sukar untuk diapresiasi :p

Hyun A
Berhubung sudah menyebut-nyebut soal gaya, sekalian saja saya bahas tentang kostum para muses dalam video musik Drama ya. Mereka beberapa kali ganti kostum, dan kostum yang seragam untuk bagian koreografi ada dua; baju putih pendek dengan semacam syal tipis dan baju putih pendek dengan hiasan gesper hitam dipadukan dengan celana panjang ketat warna hitam. Saya lebih suka yang baju putih pendek dengan syal, karena terkesan lebih bersih dan cantik.

Ki-ka: Aerin, Hye Mi, So Jin, Sung Ah, Kyung Ri, Hyun A, Keum Jo, Min Ha

Kostum-kostum lainnya, ada beberapa yang saya suka, tapi kayaknya lebih banyak yang tidak sukanya deh. Salah satu yang saya suka adalah kostum Hyun A yang ada di foto di atas (yang dia lagi pegang koran) dan kostum Min Ha di foto berikut:

Ki-ka: Min Ha & Keum Jo
Ini ceritanya Hyun A lagi asyik baca koran,
tahu-tahu kena lemparan popcorn dari meja sebelah.
Karena kesal, Hyun A merebut cermin yang sedang dipegang Aerin,
kemudian pergi begitu saja.
Lihat Aerin wajahnya memelas XD
Sumber: screen caps from the MV
Oh iya, saya juga suka sama gaya dan potongan rambutnya Sung A yang baru. Terlihat lebih segar.
Ki-ka: Sung A & Hyun A

Koreografinya tidak terlihat rumit. Ada bagian di mana Nine Muses dibagi dua dan melakukan gerakan yang berbeda. Salah satu gerakannya mengharuskan mereka berbaring di lantai. Saya selalu tertawa geli kalau melihat koreografi yang mengharuskan penarinya "melantai." Pasti mereka tidak akan mau jika diminta untuk menggelar pertunjukan di lapangan rumput :)) (seperti yang pernah dilakukan oleh TVXQ dengan lagu Catch Me di acara Running Man).


Simpulannya... saya senang mendengarkan Drama, tapi kurang senang menonton video musiknya, dan tidak berminat mempelajari gerakan tarinya.

DISCLAIMER: Foto-foto (kecuali screen caps) diambil dari official Facebook fanpage-nya Nine Muses. Silakan berkunjung ke sana bila ingin tahu lebih banyak tentang Nine Muses.

Sekilas Info

Sebelumnya saya sudah pernah menulis artikel tentang Nine Muses di blog saya yang lain, bisa dilihat di sini. Jika ingin lebih mengenal anggota-anggota Nine Muses, bisa dilihat di sini.

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini :) Semoga saya bisa terus berbagi berbagai hal dengan para pembaca, dan setidaknya memberi sedikit manfaat dan hiburan.

Senin, 06 April 2015

Priceless Moment - Nikmati Selagi Bisa

Anak-anak tidak akan selamanya jadi anak kecil. Sebagai orang tua, luangkan dan nikmatilah waktu bersama mereka sebanyak mungkin. Mungkin itu pesan utama yang ingin disampaikan oleh Mbak Prisca Primasari dalam bukunya, Priceless Moment.


Tentang Seorang Ayah

Tokoh utama dalam buku ini adalah seorang pria berusia 30-an bernama Yanuar. Dia ayah dari dua orang anak, Hafsha dan Feru, dan dia sedang sangat berduka karena istrinya baru saja tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Selama ini, Yanuar tidak pernah dekat dengan kedua anaknya karena dia terlalu sibuk kerja. Suatu alasan yang klise, tapi memang sering kita temui di kehidupan nyata. Setelah sang istri meninggal, Yanuar berusaha untuk menjadi ayah yang baik dan meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anaknya. Sedih sekali, Yanuar baru bisa sadar betapa pentingnya kebersamaan dengan keluarga setelah kehilangan istrinya. Tapi di lain pihak, kalau sang istri tidak pergi, mungkin selamanya Yanuar tidak akan pernah sadar.

Tentang Anak-Anak

Menurut saya, Hafsha dan Feru adalah anak-anak yang sangat manis. Mereka sangat pengertian kepada ayah mereka, dan mereka sangat akrab satu sama lain (kayaknya di buku ini tidak pernah disebutkan mereka bertengkar deh). Ini membuat saya acungkan dua jempol untuk Esther, sang ibu yang sudah mendidik Hafsha dan Feru menjadi semanis itu.

Tentang Kekasih

Yanuar bekerja di sebuah perusahaan furnitur bernama Ebony & Ivory, dan di situ ada karyawati baru bernama Lieselotte, biasa dipanggil Lotte. Wanita berdarah Indonesia-Jerman ini sangat idealis dan sulit bergaul. Rancangan furnitur yang dia buat sangat fantastis, tapi tidak ramah bagi konsumen (harganya sangat mahal). Pembaca pasti bisa segera menebak bahwa Yanuar dan Lotte akan saling jatuh cinta. Itu benar, tapi jangan mengharapkan adegan-adegan super-romantis di sini. Saya sendiri kurang bisa merasakan chemistry dalam hubungan mereka, tapi saya tidak mempermasalahkannya, karena hubungan Yanuar dengan anak-anaknya itulah yang lebih penting.

Tentang Semua yang Saya Suka

Ada kisah keluarga yang menyentuh hati. Ada buku dongeng dengan sampul hitam dan tinta emas. Ada set furnitur bernuansa hutan. Ada toko buku.
Ada desain isi buku yang cantik. Ada judul-judul bab yang juga cantik. Secara keseluruhan, saya suka buku ini. Mungkin pendapat saya kurang obyektif, karena saya bukan penggemar buku roman, dan buku roman yang sudah saya baca sedikit sekali jika dibandingkan dengan buku-buku yang sudah beredar di pasaran. Tapi saya lebih suka membaca sedikit buku tapi bagus-bagus, daripada membaca banyak buku tapi sedang-sedang saja.

Buku-buku karya Mbak Prisca
Ada lebih banyak sebenarnya, tapi ini semua yang saya punya 

Rabu, 01 April 2015

r.i.s.a.r.a - Dunia Kelam Milik Berdua

r.i.s.a.r.a


Ya, r.i.s.a.r.a adalah dunia kelam milik Risa Saraswati dan Sara Wijayanto, di mana para pembacanya cuma ngontrak, atau malah cuma diberi izin berkunjung sebentar. Setidaknya, itulah yang saya rasakan saat membaca buku karya duo wanita cantik yang memiliki indera keenam ini. Entah bagaimana saya merasa agak bersalah, layaknya orang yang sedang mencuri dengar percakapan orang lain. Hal ini juga lah yang membuat saya kurang bisa menikmati pengalaman membaca r.i.s.a.r.a
Penampakan sampul depan dan belakang

Kesan Pertama Tidak Menggoda

Pertama kali tahu tentang buku ini dari sebuah toko buku online, satu-satunya hal yang membuat saya tertarik adalah nama Risa Saraswati-nya. Desain sampulnya amat sangat sederhana. Hitam ngajeblag. Ilustrasi kedua penulis sama sekali tidak terlihat dalam tampilan di situsnya. Tetapi, berhubung saya penggemar cerita hantu, dan punya buku-buku Risa lainnya (Danur, Maddah, dan Sunyaruri), saya pun membeli buku ini.

Hantu juga (Dulunya) Manusia

Itulah isu yang diangkat dari cerita-cerita pengalaman Risa dan Sara terkait hantu. Memang terkadang penampakan hantu itu berdarah-darah dan menyeramkan, tapi ada cerita di balik itu, dan mereka hanya ingin didengar. Ada cerita tentang hantu-hantu Belanda yang dulunya menjadi korban keganasan tentara Jepang, ada juga cerita tentang kuntilanak yang rata-rata tewasnya karena patah hati lalu gantung diri di pohon cabe. Saya agak bosan menyimak cerita-cerita ini, karena tiga buku Risa sebelumnya juga bernada sama, tapi buku ini lumayan jadi teman menunggu antrian wawancara di kantor imigrasi. Tapi setiap cerita pasti ada hikmahnya, setidaknya bisa menjadi pelajaran bagi mereka yang masih hidup, untuk lebih menghargai apa yang kita punya saat ini.

Bukan Hantu, Tapi Jin

Berdasarkan ajaran yang saya terima semasa SMA, saya tidak percaya akan keberadaan hantu, tapi saya percaya akan keberadaan jin. Saya percaya, setiap roh orang yang sudah tewas akan kembali kepada Sang Pencipta, tidak bergentayangan. Dan saya juga percaya, para jin itu pandai menyaru, termasuk berubah bentuk menjadi mirip orang. Terlepas dari pendapat saya tentang hantu dan jin, saya sadar orang lain bisa punya pendapat yang berbeda-beda, dan saya menghargainya.

Di Dalam Dunia Risara

Nah, kembali ke buku r.i.s.a.r.a, saya akan sedikit membahas desain isinya. Setiap judul bab mendapatkan satu halaman tersendiri. Badan teksnya rata kiri-kanan dan sebagai penanda paragraf, digunakan jeda satu baris (alih-alih kata pertama yang menjorok ke dalam). Hmm.. kedua hal ini.. apa ya? Taktik untuk memperbanyak jumlah halaman dan mempertebal buku? :)) Tapi tetap saja.. menurut saya bukunya terlalu tipis, hanya 162 halaman.
Satu hal yang membuat saya senang adalah foto-foto duo Risa dan Sara di dalam buku! Dengan pakaian hitam-hitam, mereka tampak anggun dan misterius.

Berikut ini beberapa typo yang saya temukan dalam r.i.s.a.r.a
1. Hal 32: paragraf terakhir, pengulangan "bunga bunga" kurang tanda setrip.
2. Hal 38: paragraf terakhir, antara "sore tadi." dan "Aku" kurang spasi.
3. Hal 68: paragraf dua, "perasan" --> "perasaan"
4. Hal 77: paragraf tiga, "mahluk-mahluk" --> "makhluk-makhluk"
5. Hal 79: paragraf dua, s.d.a
6. Hal 84: paragraf satu, setelah "Hihihi" kurang tanda titik.
7. Hal 85: paragraf dua, "Ketakukanku" --> "Ketakutanku"
8. Hal 90: paragraf empat, kelebihan kata "di" pada "aku duduk di di dalam mobil"
9. Hal 91: paragraf satu, sama dengan kasus nomor 4 dan 5.
10. Hal 96: paragraf lima, "kekasih ku" --> "kekasihku"
11. Hal 108: paragraf dua, "meluluhlantakan" --> "meluluhlantakkan"
12. Hal 112: paragraf dua, "jahil" --> "jail"
13. Hal 114: paragraf tiga, kalimat Sara kurang tanda kutip akhir.
14. Hal 119: paragraf satu, "jahil" --> "jail"
15. Hal 124: paragraf delapan, s.d.a
16. Hal 125: paragraf terakhir, terjadi dua kali "Badru" --> "Bardu"
17. Hal 135: paragraf terakhir, "meyerah" --> "menyerah"
18. Hal 137: paragraf dua, "meneriakan" --> "meneriakkan"
19. Hal 141: paragraf satu, s.d.a
20. Hal 147: paragraf empat, "munculah" --> "muncullah"
21. Hal 151: paragraf dua, "menaikan" --> "menaikkan"
22. Hal 158:paragraf satu, pengulangan "orang orang" kurang tanda setrip.

Cerita Berlanjut?

Ya, saya harap begitu. Dan semoga buku berikutnya lebih baik dari ini, dalam segala aspek.