Senin, 18 Mei 2015

Dilan - Cowok yang Akan Membuatmu Mengenang Masa SMA

Dulu, saya sekolah di SMAN 2 Bandung. Lokasinya di jalan Cihampelas, tapi bukan berarti tiap hari saya jalan-jalan beli celana jeans. Seringnya saya main ke TB Gramedia sepulang sekolah, karena dekat, tinggal naik angkot kaleng (kalapa-ledeng) sekali.

Eh. Kenapa saya jadi cerita masa SMA saya?
Itu gara-gara habis baca Dilan karya Surayah Pidi Baiq, jadi teringat masa SMA. Istilahnya "nostalgila" gitu.
Sampul buku Dilan
Saya suka warnanya

Memangnya buku Dilan tuh tentang apa?

Itu kisah cinta zaman SMA, antara dua sejoli bernama Dilan dan Milea. Mereka teman satu sekolah. Kisahnya diceritakan dari sudut pandang Milea. Premisnya gitu aja. Simpel. Tapi hal-hal lainnya membuat kisah ini jadi istimewa.

Pertama, saya suka gaya tulisan Pidi Baiq yang khas dan kocak, bermakna tapi tidak menggurui. Agak aneh sih, karena biasanya si "aku"nya cowok, tapi kali ini cewek (Milea). Kedua, latar belakang tempat dan waktunya itu loh... Bandung tahun 1990. Asli, bikin rindu! Soalnya saya juga sempat mengalami zaman telpon-telponan ke rumah (ponsel belum ada, atau ada tapi langka) dan titip-titip surat cinta. Hahaha... kalau diingat-ingat, rasanya norak, tapi romantis juga! Sekarang hal-hal seperti itu mana ada? Ketiga, ada ilustrasi-ilustrasi karya Pidi di dalam bukunya.
Beberapa ilustrasi dalam buku Dilan

Buat Dilan

Dilan, kamu baik. Kamu asyik. Kamu unik. Kamu menarik.
Tapi, alhamdulillah, saya tidak naksir kamu.
Saya suka sama Bunda kamu. Dia itu tangguh dan asyik, dekat sama anak-anaknya. Saya ingin menjadi seperti Bunda kamu, tapi saya kayaknya tidak sanggup kalau harus ngurus lima anak.

Buat Milea

Beruntunglah kamu punya kisah cinta zaman SMA yang tak terlupakan. Semoga langgeng sama si Dilan, dan semoga kamu bisa lebih tegas bersikap ke si mahasiswa ITB yang norak itu.
Tokoh-tokoh dalam buku Dilan

Buat yang belum baca buku Dilan

Baca, ih! Tapi jangan marah ke saya kalau nanti kamu nyesel ga jadi anak SMA di tahun 90-an.

Oh iya, katanya sih buku Dilan mau ada lanjutannya. Tapi tidak tahu kapan. Doakan saja supaya Pidi Baiq kesambet jin rajin nulis biar naskahnya cepat kelar.

Terakhir, ini ada salah satu cuplikan yang saya suku dari buku Dilan. Ini potongan percakapan Dilan dan Milea di telpon:

Milea: Kamu cemburu...?
Dilan: Ah, cemburu itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri.
Milea: Jadi?
Dilan: Dan sekarang, aku sedang tidak percaya diri.

2 komentar: