Kamis, 27 Agustus 2015

Afterdark - Tentang Kegelapan, Dan Para Penghuninya

Berada di dalam kegelapan itu menyenangkan. Rasanya sejuk dan nyaman. Tapi, kalau ditemani oleh sesuatu yang berniat jahat, tentu jadi tidak menyenangkan.
Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke acara Popcon Asia 2015 (cerita lebih lengkapnya bisa dibaca di sini), dan membeli komik berjudul Afterdark di stan Archfriends. Sebelumnya saya sempat melihat foto sampulnya diunggah di Facebook, dan mengetahui temanya yang horor saja sudah cukup untuk membuat saya tertarik. Ada empat kisah horor di dalam Afterdark, dan saya menyukai keempatnya, baik dari segi gaya gambar dan segi cerita.


Kisah pertama berjudul Puppet Shadow karya Mas Rama Indra. Sebelumnya saya sudah pernah membaca Sunday dan Seeta karya komikus ini. Puppet Shadow menurut saya sejenis kisah distopia karena sepertinya mengambil latar tempat di masa depan yang suram. Ada perpaduan nuansa teknologi modern dan tradisional, terutama terlihat dalam diri sang robot dalang.


Twist di akhir cerita sebenarnya sudah bisa ditebak, tapi tetap saja membuat merinding ketika membacanya.


Kisah kedua berjudul Neighbors karya Mbak Azisa Noor. Begitu membaca judulnya, saya langsung terpikir tentang tetangga yang ternyata pembunuh berantai, tapi itu kan jadi temanya thriller. Baru kemudian saya sadar bahwa tetangga yang dimaksud adalah tetangga tak kasatmata... hihihi...


Pesan yang hendak disampaikan lewat kisah ini benar-benar bagus, dan ini sesuatu yang memang selalu saya yakini: perlakukan "tetangga"mu dengan baik. Seringkali dalam kisah horor, sang makhluk halus atau jin mengganggu manusia karena dia duluan yang diganggu oleh manusia (entah karena manusianya bertindak kurang ajar atau berkata sompral)


Kisah ketiga berjudul Salvation karya Mas Marwan Islami. Mirip dengan kisah pertama, distopia... Di sini nuansanya tidak gelap dan banyak adegan aksinya, tapi kalau dicermati jalan ceritanya, memang bikin bulu kuduk meremang. Selain itu, ceritanya juga bikin jadi sedih...


Dibandingkan ketiga cerita lainnya, Salvation adalah cerita yang paling sulit saya cerna, karena banyak makna tersirat di dalamnya.


Kisah keempat dan terakhir berjudul Encounter karya Archie the Red Cat alias Ucing Beureum. Tentang seorang perempuan yang kerja lembur, kemudian pergi sendirian ke kamar mandi. Padahal sudah dikasih tahu kalau ada rumor tidak menyenangkan soal kamar mandi itu, tetap dia menolak ditemani.


Saya bingung mau komentar apa tentang yang satu ini... Menyeramkan? Tentu. Tapi... akhir kisahnya malah bikin alis naik. Antara ingin tertawa dan menepuk kening. Yang pasti, ini menarik saya keluar dari dalam kegelapan.


Sepengamatan saya, saat ini komik-komik lokal mulai naik daun. Sangat dapat bersaing dengan komik dari luar negeri (terutama Jepang dan Amerika), dan semakin mendapat perhatian dari para pembaca. Ini hal yang sangat menggembirakan. Semoga ke depannya industri komik Indonesia bisa lebih maju lagi ya.


Archfriends, ditunggu kompilasi komik berikutnya.
Kira-kira nanti temanya apa ya? ^.^

1 komentar:

  1. Kalau gambar sudah oke, tinggal ceritanya yang ditingkatkan. Dan tak lupa, promosinya juga.

    BalasHapus